Jakarta (ANTARA) - Dokter anak Prof dr Bambang Supriyatno mengingatkan para orang tua dengan anak penderita asma mesti benar-benar menghindari setiap faktor pencetus dari penyakit tersebut sehingga tidak menyebabkan kambuh atau serangan.
“Agar tidak terjadi penyempitan saluran napas, maka hindari pencetusnya. Ini amat penting,” kata dia dalam diskusi daring Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan tema “Penanganan Masalah Saluran Napas Anak di Masa Pandemi” yang dipantau di Jakarta, Jumat
Faktor-faktor pencetus itu cukup banyak meliputi asap, debu, cuaca dan kegiatan atau latihan yang dijalani anak. Termasuk pula faktor makanan ringan serta flu ataupun selesma.
Secara umum, ia menjelaskan asma pada anak beragam yakni ada yang terjadinya jarang dan ada pula sering. Untuk asma yang sering biasanya timbul satu atau dua kali sebulan, sementara untuk yang jarang biasanya enam bulan atau setahun sekali.
“Penting bagi orang tua untuk membedakan asma anak timbul jarang atau sering,” ujarnya.
Begitu pula dengan membedakan asma pada anak juga cukup penting baik itu asma ringan sedang atau berat. Membedakannya cukup sederhana yaitu anak masih dapat bercerita jika mengalami asma ringan sedang, sedangkan jika berat maka hal itu tidak bisa dilakukan.
Untuk penggunaan obat antara keduanya juga berbeda yakni obat pereda bagi penderita ringan atau sedang. Kemudian obat sebagai pengendali agar tidak terjadi serangan asma bagi anak yang mengalami asma tenang namun sering timbul.
“Serangan asma itu seolah-olah seperti ikan di lantai yang tanpa ada air, klepek-klepek susah napas. Jadi penting untuk pencegahan,” katanya.
Saat terjadi serangan, ujarnya, saluran napas anak akan mengerut, ada inflamasi atau bengkak serta lendir berlebih. Bahkan jika tidak diobati akan terjadi perubahan struktur. Hal inilah yang menyebabkan saluran napas menyempit dan oksigen susah masuk.
Di samping menghindari pencetus asma, upaya pencegahan harus tetap dilakukan orang tua dengan memberi makan empat sehat lima sempurna. Tentunya bukan berarti ada nasi, lauk, buah, sayur dan susu saja, melainkan benar-benar memenuhi kebutuhan karbohidrat, lemak, protein, susu serta vitamin.
Kemudian olahraga teratur, istirahat yang cukup serta tetap melakukan imunisasi yang benar sesuai jadwal termasuk pula imunisasi influenza. Hal itu dinilai penting dan dapat mencegah terjadinya serangan asma.
Berita Terkait
Dokter minta masyarakat waspada gejala Omicron pada anak
Senin, 10 Januari 2022 14:04
Dokter ajak orang tua mengenali empat indikator perkembangan anak
Sabtu, 11 Desember 2021 10:35
Dokter spesialis sarankan anak laki-laki disunat saat bayi
Senin, 22 November 2021 14:28
Dokter spesialis: Anak di bawah 2 tahun jangan diberi serat terlalu banyak
Kamis, 29 Juli 2021 14:10
Dokter spesialis RSCM: Anak lebih rentan alami dehidrasi
Kamis, 29 Juli 2021 12:01
Dokter anak: Vaksinasi anak bisa dilakukan gunakan vaksin Sinovac
Minggu, 18 Juli 2021 15:15
Dokter Spesialis : Waspadai keterlambatan bicara pada anak-anak
Sabtu, 12 Juni 2021 13:38
Dokter spesialis anak: Puasa bantu anak belajar disiplin dan hidup sehat
Selasa, 27 April 2021 10:46