"Secara komulatif kasus COVID-19 di Papua hingga Senin (5/4) tercatat 20.857 orang yang terjangkit positif virus corona,"kata Jubir SGPP COVID-19 Papua dr Silwanus Sumule di Jayapura, Selasa.
Diakui, tingginya tingkat kesembuhan pasien COVID-19 di Papua karena sebagian masuk dalam kategori orang tanpa gejala.
Sumule menambahkan, sedangkan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat baik di rumah sakit dengan sakit ringan dan sakit berat maupun karantina mandiri atau menjalani karantina terpusat sebanyak 1.496 orang atau 7,2 persen.
"Sementara warga yang meninggal akibat akibat terjangkit COVID-19 saat ini tercatat 397 orang atau 1,9 persen,"kata Sumule.
Ia berharap, walaupun tingkat kesembuhan COVID-19 tinggi namun masyarakat diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker, jaga jarak serta rajin mencuci tangan.
"Sementara warga yang meninggal akibat akibat terjangkit COVID-19 saat ini tercatat 397 orang atau 1,9 persen,"kata Sumule.
Ia berharap, walaupun tingkat kesembuhan COVID-19 tinggi namun masyarakat diharapkan tetap mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker, jaga jarak serta rajin mencuci tangan.
Dari data yang ada, menurut Sumule, terungkap 81 persen kasus COVID-19 dialami orang dewasa yakni yang berusia 19-58 tahun, kemudian anak-anak sembilan persen dan sisanya lansia serta tidak diketahui kategorinya masing-masing lima persen.
"Berdasarkan kelamin terungkap laki-laki lebih banyak yang terpapar COVID-19 dibanding wanita yakni mencapai 56 persen,"kata dr. Sumule.
Sementara itu, Jubir SGPP COVID-19 Kota Jayapura dr.Nyoman Antari secara terpisah mengakui, dengan tingginya tingkat kesembuhan maka jumlah pasien yang dirawat di karantina terpusat (rumah sehat) LPMP Kotaraja hingga Senin (5/4) tercatat 46 orang.
Secara kumulatif jumlah warga yang dirawat di rumah sehat mencapai 830 orang, 770 orang diantaranya sembuh dan 14 orang dirujuk ke rumah sakit.
"Jumlah kasus positif COVID-19 di Kota Jayapura tercatat 8.807 orang, sementara yang sembuh sebanyak 7.985 orang, 672 orang dirawat dan 150 orang meninggal,"jelas dr. Nyoman Antari.