Jakarta (ANTARA) - Sejumlah fitur di aplikasi pesan instan WhatsApp bisa dimanfaatkan pengguna untuk menyaring informasi sebelum menyebarkannya ke orang lain.
"Kami sebagai platform digital ada tanggung jawab juga sebagai pemangku kepentingan. Kami tidak hanya berikan platform, tapi, juga cara belajar lebih lanjut tentang platform yang sudah kami sediakan," kata Manajer Kebijakan Publik WhatsApp untuk Indonesia, Esther Samboh, saat konferensi pers virtual "JaWAra Internet Sehat: Gerakan Anak Muda E-Indonesia Melawan Misinformasi dengan Cara Beragam", Selasa.
Platform pesan instan seringkali dikritik karena menjadi salah satu alat menyebarkan hoaks. Pesan instan juga lebih pribadi dibandingkan media sosial sehingga penyebaran hoaks di sana sulit terdeteksi.
Pesan yang beredar di aplikasi terlindungi enkripsi end-to-end sehingga hanya pengirim dan penerima pesan yang bisa melihat pesan tersebut. WhatsApp mengaku mereka tidak bisa melihat pesan yang dikirimkan pengguna mereka.
WhatsApp memiliki fitur melaporkan atau report, pengguna bisa memanfaatkan fitur ini untuk melaporkan akun yang sering menyebarkan hoaks ke WhatsApp.
Platform milik Facebook tersebut akan bisa menindak akun yang dimaksud jika sudah sering dilaporkan pengguna lain.
Fitur pesan yang diteruskan atau forward, juga bisa menjadi alarm bagi pengguna sebelum memutuskan untuk menyebarkan atau mengikuti anjuran yang ada di konten tersebut.
Pesan yang diteruskan merupakan penanda jika pesan tersebut ditulis oleh orang lain, bukan oleh si pengirim pesan sendiri. Ketika pesan itu sudah berkali-kali diteruskan, WhatsApp akan memberi label "forwarded many times".
Pengguna perlu waspada jika mendapatkan pesan dengan label seperti ini karena bisa saja informasi di dalamnya tidak akurat.
WhatsApp juga bekerja sama dengan sejumlah pengecek fakta di Indonesia, salah satunya Mafindo, untuk mengembangkan chatbot di akun WhatsApp mereka untuk membantu pengguna mengetahui mana hoaks.
Selain fitur-fitur di dalam aplikasi, WhatsApp berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika serta ICT Watch untuk gerakan JaWAra Internet Sehat, yang diisi oleh 60 aktivis literasi digital terpilih dari 26 provinsi.
Aktivis akan memberikan pelatihan seputar literasi digital dengan tema dan cara yang disesuaikan dengan bahasa dan kebiasaan masing-masing daerah. Sejak berlangsung pertengahan Agustus lalu, program ini sudah menjangkau 17.300 orang, melebihi target 15.000 orang.
Berita Terkait
Polres Jayawijaya mulai terapkan layanan berbasis whatsApp
Kamis, 8 September 2022 19:54
WhatsApp Indonesia ajak 52 wirausaha muda bangkitkan ekonomi Papua
Minggu, 24 Juli 2022 7:19
WhatsApp siapkan layanan fitur baru tab Community
Sabtu, 5 Maret 2022 21:27
Perhatikan ini sebelum mengunduh aplikasi WhatsApp Aero
Selasa, 4 Januari 2022 12:31
Kemarin, fitur baru WhatsApp sampai dokter gugur terpapar COVID-19
Kamis, 5 Agustus 2021 7:22
WhatsApp rilis punya chatbot resmi Olimpiade Tokyo
Senin, 26 Juli 2021 12:24
Pegasus perangkat pengintai pejabat negara di WhatsApp
Minggu, 25 Juli 2021 10:59
WhatsApp perkenallkan fitur joinable call panggilan grup video
Selasa, 20 Juli 2021 9:47