Biak, Papua (ANTARA) - Keberadaan Komando Operasi Udara III TNI AU (Koopsud) di Biak, Provinsi Papua sangat strategis dan berperan aktif menjaga eksistensi kedaulatan wilayah udara di Papua yang berada kawasan kepulauan Pasifik.
Komando Operasi Udara III TNI AU sebelumnya bernama Koopsau III salah satu komando utama di bawah Jajaran Komando Operasi Udara Nasional TNI AU mencakup wilayah Indonesia bagian timur yang meliputi Kepulauan Maluku dan Kepulauan Papua.
Organisasi induknya ini dulu bernama Komando Pertahanan Udara Nasional TNI yang berada langsung di bawah panglima TNI AU, sehingga statusnya adalah komando utama pembinaan dan komando utama operasional.
Sesuai namanya, maka pada masa itu Komando Pertahanan Udara Nasional TNI terdiri dari personel-personel trimatra TNI.
Pada masa kini, Koopsud III TNI AU bertugas pembinaan kemampuan dan kesiapsiagaan operasional satuan-satuan TNI AU melaksanakan operasi-operasi udara penegakan kedaulatan negara di udara wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Panglima Komando Operasi Udara III TNI AU Biak, Marsekal Muda TNI Samsul Rizal, menegaskan, prajurit jajaran Koopsud III TNI AU selalu siap bertugas secara profesional untuk menjaga kedaulatan wilayah udara Indonesia khususnya di wilayah Papua dan Papua Barat.
Ia berharap, prajurit jajaran Koopsud III TNI AU dipersiapkan untuk membantu pemerintah daerah guna mempercepat kemajuan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
"Kepada jajaran prajurit Koopsud III TNI AU untuk terus melakukan kesiapsiagaan melaksanakan tugas operasi udara di Papua dan Papua Barat," kata dia, selepas rakornis jajarannya. Rapat semacam ini dilaksanakan setahun sekali.
Sementara itu, Bupati Biak, Herry Ario Naap, berharap keberadaan satuan Koopsud III TNI AU ke depan senantiasa menjaga kedaulatan wilayah udara di tanah Papua.
Ia berharap, jajaran Koopsud III TNI AU dapat menyiapkan putra/putri anak asli Biak yang berbakat atau berpotensi ikut disiapkan masuk dalam menjadi prajurit TNI AU.
Dengan begitu diharapkan ke depan ada anak-anak asli Biak Numfor yang menduduki jabatan penting di jajaran TNI AU khususnya satuan TNI AU yang ada di Kabupaten Biak Numfor. Secara geografis dan geostrategis, posisi Biak sangat pas untuk dijadikan basis pertahanan segala lini. Sekutu dalam Perang Dunia II di theater Pasifik juga menjadikan Biak sebagai landas pertahanan strategis utamanya.
Ia menyebut, pemkab Biak Numfor berharap anak-anak Biak yang berpotensi disiapkan masuk taruna Akademi Angkatan Udara sehingga di waktu mendatang bisa menjadi perwira tinggi TNI AU.
"Di Biak kan ada dua panglima di lingkungan satuan TNI AU, tentu menjadi harapan suatu saat bisa saja dijabat anak-anak Biak Numfor,"ujar dia, saat silaturahmi ke Markas Komando Koopsud III TNI AU Biak.
Pemerintah Kabupaten Biak Numfor berharap keberadaan Koopsud III TNI AU Biak bisa membantu anak putra daerah yang memiliki potensi dipersiapkan melalui pembinaan terprogram untuk mewujudkan karier prajurit TNI AU.
"Nantinya anak-anak Biak jika diterima menjadi prajurit TNI AU,termasuk di TNI AD, TNI AL, serta Polri akan menjadi pemimpin di satuan TNI/Polri,"harapnya.
Kepala perwakilan Komnas HAM Papua, Frits B.Ramandey, menilai, kehadiran satuan baru TNI AU di Papua dalam rangka turut menjamin dan memberikan rasa aman kepada masyarakat di daerah.
"Keberadaan satuan TNI juga untuk menjaga dan melindungi kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia,"kata Frits Ramandey dalam dialog HAM bersama media di Jayapura.
Ia menyebut, keberadaan satuan TNI di Papua dengan tujuan menciptakan kedamaian dan rasa aman untuk warga Papua dan Papua Barat.
Merujuk UU Nomor 34/2004 tentang TNI disebutkan dalam menjamin kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI maka TNI AU melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan.
TNI AU juga bertugas menegakkan hukum dan menjaga keamanan di wilayah udara yurisdiksi nasional sesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi serta untuk pengembangan kekuatan matra udara melaksanakan tugas kegiatan operasi militer untuk perang dan operasi militer selain perang.
Operasi militer untuk perang adalah juga operasi pertahanan udara meliputi kegiatan operasi pertahanan udara aktif dan operasi pasif, operasi serangan udara strategis (meliputi operasi pengamatan dan pengintaian udara strategis, operasi penyerangan udara dan operasi perlindungan udara, serta operasi lawan udara ofensif (meliputi operasi penyerangan dan operasi perlindungan udara).
Sedangkan operasi udara dukungan TNI AU meliputi operasi penyekatan udara, operasi serangan udara langsung, operasi pengungsian medis udara, operasi angkutan udara, operasi patroli udara, operasi pengintaian udara taktis.
Juga termasuk operasi pengisian bahan bakar di udara, operasi perlindungan udara, operasi SAR Tempur, operasi pengamanan alutsista, operasi bantuan tembakan udara, dan operasi khusus, operasi informasi meliputi operasi lawan informasi ofensif dan operasi lawan informasi defensif.
Selain itu juga ada operasi militer selain perang, berupa operasi pertahanan udara, operasi dukungan udara, dan operasi informasi dalam rangka mengatasi terorisme dan gerakan separatis pemberontakan bersenjata, mengamankan wilayah perbatasan, objek vital nasional strategis, melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai kebijakan politik luar negeri.
Sedangkan pelaksanaan OMSP TNI AU juga membantu tugas pemerintahan di daerah, membantu polisi dalam rangka tugas keamanan dan ketertiban masyarakat hingga mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan asing di Indonesia serta membantu menanggulangi akibat bencana alam serta membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan.
Kebijakan percepatan pembangunan Papua dan Papua Barat dilakukan pemerintah Republik Indonesia telah dituangkan dalam Instruksi Presiden Nomor 9/2020 dan UU Nomor 2/2021 tentang Otonomi Khusus Papua.
Pemerintah akan mempercepat pembangunan di Papua dengan menerapkan pendekatan baru di bidang keamanan dengan strategi penguatan teritorial TNI. Penguatan operasi teritorial TNI sebagai ujung tombak di lapangan untuk melakukan pendekatan kesejahteraan kepada orang asli Papua.
Pembentukan Koopsud III TNI AU
Pembentukan satuan baru dan perubahan nama satuan di lingkungan TNI ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Presiden Nomor 12/2018 tanggal 8 Mei 2018.
Empat satuan baru TNI diresmikan Panglima TNI kala itu, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, di Sorong, Papua Barat, pada 11 Mei 2018, di antaranya Divisi Infantri 3 Kostrad bermarkas di Pakatto Sulawesi Selatan.
Serta Komando Armada III TNI AL dan Pasmar 3 Korps Marinir TNI AL bermarkas di Kabupaten Sorong, Komando Operasi Angkatan Udara III kini berganti nama menjadi Komando operasi Udara III TNI AU bermarkas di Biak, Provinsi Papua.
Organisasi baru TNI AU setingkat komando utama operasi, di antaranya Komando Operasi Udara III (sebelum validasi bernama Koopsau III TNI AU) telah resmi berdiri.
Koopsud III TNI AU bermarkas di Biak mempunyai tanggung jawab dalam menjaga dan menegakkan kedaulatan udara di wilayah timur Indonesia. Markas Koopsud III TNI AU membawahi beberapa pangkalan udara TNI AU di wilayah timur Indonesia meliputi Lanud Jayapura, Lanud Manuhua di Biak, Lanud Merauke, Lanud Timika, Lanud Pattimura Ambon, Lanud Leo Wattimena Morotai, dan Lanud Dominicus Dumatubun Tual.
Koopsud III TNI AU dipimpin seorang panglima berpangkat marsekal muda TNI dan dibantu seorang kepala staf berpangkat marsekal pertama TNI.
Penambahan organisasi TNI AU untuk menjawab tantangan yang makin kompleks di bidang pertahanan, khususnya aspek udara di wilayah timur Indonesia.
Pembentukan Koopsud III TNI AU juga untuk membantu program pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Dengan terbentuknya satuan-satuan baru TNI di wilayah timur Indonesia, diharapkan permasalahan terkait dengan gangguan dan ancaman terhadap kedaulatan NKRI di wilayah timur secara bertahap dapat diatasi.
Tantangan di Papua
Wilayah Papua yang sangat luas dengan kondisi geografis alamnya terdiri hutan, gunung,lembah dan pesisir lautan menjadikan Provinsi Papua dan Papua Barat memiliki tantangan tersendiri harus selalu siap dihadapi prajurit TNI AU.
Kondisi sumber daya manusia Papua yang dikenal sangat tertinggal dan terisolir akibat belum terlayani dengan baik sangat membutuhkan sentuhan pelayanan pengabdian prajurit TNI AU jajaran Koopsud III TNI AU.
Tantangan lain dihadapi prajurit Koopsud III TNI AU di wilayah Papua dan Papua Barat karena masih minimnya sarana prasarana infrastruktur pendukung operasi udara di kabupaten/kota memiliki pangkalan udara TNI AU.
Sedangkan tantangan harus dihadapi prajurit TNI AU jajaran Koopsud III TNI AU menghadapi ancaman nyata kelompok separatis atau kelompok bersenjata Papua yang belakangan makin masif melakukan penyerangan kepada aparat TNI/Polri dan warga sipil lainnya.
Tantangan juga dihadapkan ke prajurit Koopsud III TNI AU karena Papua merupakan wilayah perbatasan negara tetangga Papua Nugini dan Republik Palau di Papua dan Papua Barat serta Timor Leste di Provinsi Maluku.
Kawasan perbatasan menjadi sensitif sebab memungkinkan terjadinya pelanggaran wilayah udara Indonesia dan keluar masuknya warga negara tetangga secara ilegal di Papua dan Papua Barat.
Kemajuan teknologi dan informasi saat ini akan menjadi tantangan setiap prajurit Koopsud III menghadapi 'perang' arus informasi tentang penyebaran berita bohong (hoaks) dilakukan pihak tertentu untuk menyudutkan institusi TNI di masyarakat.
Kondisi ini senantiasa dihadapi prajurit Koopsud III untuk ikut andil dalam mencegah dan memerangi munculnya informasi yang tidak benar.
Masalah pandemi COVID-19 yang saat ini masih terjadi di Papua dan Papua Barat sehingga perlu keterlibatan langsung prajurit Koopsud III untuk membantu pemerintah untuk mencegah penularan virus corona.
Koopsud III TNI AU didukung satuan-satuan TNI AU khusus wilayah Papua yakni Pangkalan Udara TNI AU Silas Papare Jayapura, Lanud Manuhua Biak, Lanud JA Dimara Merauke, Lanud Yohanis Kapiyau Timika, detasemen Wamena, detasemen Nabire dan dua Skadron 27 Lanud Manuhua Biak dan Skadron 33 Lanud Silas Papare Jayapura.
Untuk wilayah Papua Barat terdapat Detamemen TNI AU Manokwari Selatan dan Sorong diharapkan menjadi satuan terdepan mendukung tugas operasi udara TNI AU mengawal kedaulatan udara serta memberikan pelayanan kepada masyarakat di tanah Papua.
Meskipun banyak tantangan tugas yang dihadapi prajurit TNI AU di Papua namun bagi jajaran Koopsud III TNI AU kondisi ini bukanlah penghalang untuk menjalankan tugas pokok yang dilandasi profesional prajurit berperan penting menjaga kedaulatan udara NKRI di timur Indonesia.