Jakarta (ANTARA News) - Ketua DPR RI Marzuki Alie menyatakan sangat prihatin dengan insiden meninggalnya 18 orang dalam keributan pertandingan tinju memperebutkan Piala Bupati Nabire, Papua.
"Bahwa olahraga, seharusnya menegakkan sportivitas, semangat kebersamaan, justru diselesaikan dengan cara-cara yang menurut saya tidak baik," kata Marzuki.
Marzuki menegaskan bahwa penyelenggara harus bertanggung jawab atas peristiwa memilukan tersebut.
"Tidak biasanya pertandingan seperti ini. Ini baru pertama kali pertandingan olahraga yang mengakibatkan 18 orang tewas, sedemikian banyak," ungkap Marzuki.
Menurut Marzuki, aksi yang menimbulkan korban jiwa itu dikarenakan suporter yang tidak memahami nilai-nilai olahraga.
"Itu sikap dari pendukung atau suporter yang seharusnya memahami betul nilai-nilai olahraga, bersikap satria. Bahwa menang kalah dalam olahraga merupakan hal yang lumrah dan keniscayaan. Kalau persoalan dengan hakim, juri, itu kan ada komisi pertandingan, ada komisi yang tangani masalah penyimpangan yang dilakukan hakim atau juri, selesaikan dengan itu, bukan dengan keributan," ungkap Marzuki.
Oleh karena itu, diperlukan komitmen bersama bagaimana membangun karakter bangsa ke depan agar menjadi lebih baik dari yang kita rasakan sekarang ini.
"Adanya peristiwa ini, tawuran dan lain sebagainya, tidak mencerminkan karakter bangsa ini," ujarnya.
Terkait dengan ditetapkan Siaga I di Nabire pasca kerusuhan tersebut, Marzuki menyatakan, penetapan status siaga I merupakan kewenangan dari pemerintah atau menteri terkait.
"Silahkan menteri yang terkait, yang memahami situasi di lapangan untuk respon peristiwa itu. Apakah itu akan timbulkan persoalan atau selesai di situ. Silahkan menteri yang respon, yang penting jangan terlambat," pungkas Marzuki.
"Bahwa olahraga, seharusnya menegakkan sportivitas, semangat kebersamaan, justru diselesaikan dengan cara-cara yang menurut saya tidak baik," kata Marzuki.
Marzuki menegaskan bahwa penyelenggara harus bertanggung jawab atas peristiwa memilukan tersebut.
"Tidak biasanya pertandingan seperti ini. Ini baru pertama kali pertandingan olahraga yang mengakibatkan 18 orang tewas, sedemikian banyak," ungkap Marzuki.
Menurut Marzuki, aksi yang menimbulkan korban jiwa itu dikarenakan suporter yang tidak memahami nilai-nilai olahraga.
"Itu sikap dari pendukung atau suporter yang seharusnya memahami betul nilai-nilai olahraga, bersikap satria. Bahwa menang kalah dalam olahraga merupakan hal yang lumrah dan keniscayaan. Kalau persoalan dengan hakim, juri, itu kan ada komisi pertandingan, ada komisi yang tangani masalah penyimpangan yang dilakukan hakim atau juri, selesaikan dengan itu, bukan dengan keributan," ungkap Marzuki.
Oleh karena itu, diperlukan komitmen bersama bagaimana membangun karakter bangsa ke depan agar menjadi lebih baik dari yang kita rasakan sekarang ini.
"Adanya peristiwa ini, tawuran dan lain sebagainya, tidak mencerminkan karakter bangsa ini," ujarnya.
Terkait dengan ditetapkan Siaga I di Nabire pasca kerusuhan tersebut, Marzuki menyatakan, penetapan status siaga I merupakan kewenangan dari pemerintah atau menteri terkait.
"Silahkan menteri yang terkait, yang memahami situasi di lapangan untuk respon peristiwa itu. Apakah itu akan timbulkan persoalan atau selesai di situ. Silahkan menteri yang respon, yang penting jangan terlambat," pungkas Marzuki.