Jayapura (ANTARA News) - Kapolda Papua Irjen Pol Tito Karnavian mengungkapkan dalang penembakan di PT Freeport Indonesia, Kabupaten Mimika, beberapa waktu lalu adalah kelompok Jhon Botak Baenal.
"Saya sebutkan namanya saja, itu dilakukan oleh kelompok Jhon Botak alias Jhon Baenal dan kawan-kawannya," kata Tito Karnavian saat gelar pertemuan dengan pers di aula Rupatama Mapolda, Selasa.
"Kami menduga ada 10 orang, tapi bisa juga enam orang saja. Mereka itu pakai senjata jenis M16 sebanyak dua pucuk," sambung Tito.
Penembakan di Freeport, kata Kapolda Papua, dilakukan secara tiba-tiba. "Mereka mengendap-endap di semak-semak, asal tembak ke arah mobil yang melintas, kalau mau kena bodi mobil, ya bodi mobil. Kalau mau kena kap mobil, ya kap mobil, yang penting enam kali tembakan atau beberapa kali tembak langsung lari," katanya.
Tito memperkirakan amunisi yang mereka miliki terbatas sehingga penembakan dilakukan secara acak. Polda Papua menduga kelompok ini mendapat amunisi dari sisa-sisa konflik Ambon atau oknum-oknum tertentu.
Tito berjanji untuk menangani kelompok ini secara persuasif. "Pak Kapolri memberikan atensi untuk masalah ini tetap dilakukan dengan cara persuasif, pendekatan dengan mereka dengan cara damai. Namun pengamanan tetap dilakukan di areal Freeport," katanya.
Serangkaian penembakan terjadi di areal penghubung Timika dan Tembagapura, Kabupaten Mimika, oleh kelompok tak dikenal Minggu (15/12) hingga Selasa (17/12) diantaranya mengenai mobil patroli pengamanan
"Saya sebutkan namanya saja, itu dilakukan oleh kelompok Jhon Botak alias Jhon Baenal dan kawan-kawannya," kata Tito Karnavian saat gelar pertemuan dengan pers di aula Rupatama Mapolda, Selasa.
"Kami menduga ada 10 orang, tapi bisa juga enam orang saja. Mereka itu pakai senjata jenis M16 sebanyak dua pucuk," sambung Tito.
Penembakan di Freeport, kata Kapolda Papua, dilakukan secara tiba-tiba. "Mereka mengendap-endap di semak-semak, asal tembak ke arah mobil yang melintas, kalau mau kena bodi mobil, ya bodi mobil. Kalau mau kena kap mobil, ya kap mobil, yang penting enam kali tembakan atau beberapa kali tembak langsung lari," katanya.
Tito memperkirakan amunisi yang mereka miliki terbatas sehingga penembakan dilakukan secara acak. Polda Papua menduga kelompok ini mendapat amunisi dari sisa-sisa konflik Ambon atau oknum-oknum tertentu.
Tito berjanji untuk menangani kelompok ini secara persuasif. "Pak Kapolri memberikan atensi untuk masalah ini tetap dilakukan dengan cara persuasif, pendekatan dengan mereka dengan cara damai. Namun pengamanan tetap dilakukan di areal Freeport," katanya.
Serangkaian penembakan terjadi di areal penghubung Timika dan Tembagapura, Kabupaten Mimika, oleh kelompok tak dikenal Minggu (15/12) hingga Selasa (17/12) diantaranya mengenai mobil patroli pengamanan