Sentani (ANTARA News) - Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari, Kabupaten Jayapura, Papua, baru memulai mengoptimalkan peralatan medis endoscope pada Januari 2014 guna meningkatkan pelayanan kesehatan publik lebih menyeluruh, kata Direktur Utama (Dirut) RSUD Yowari dr. Frans Sigala.
"Kesehatan masyarakat adalah hal yang mutlak dimiliki semua orang, karena tingkat kesehatan masyarakat yang baik membuat pembangunan di daerah bisa berjalan baik pula," ujarnya kepada ANTARA News di Sentani, Rabu.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura melalui RSUD Yowari terus berikan komitmennya dalam melayani kesehatan masyarakat secara maksimal, salah satunya dengan cara memanfaatkan berbagai alat kesehatan penunjang diagnosis penyakit pasien.
"Salah satu alat kesehatan yang didatangkan adalah endoscope yang dapat digunakan untuk memeriksa organ pencernaan pada tubuh manusia. Namun, sayangnya sejak didatangkan di awal tahun 2012, mesin ini baru bisa dioptimalkan pada pertengahan bulan Januari 2014," katanya.
Ia menjelaskan, keberadaan endoscope sangat penting karena dokter spesialis penyakit dalam akan dapat melakukan pengobatan yang tepat dalam menangani keluhan dari pasien, khususnya yang memiliki keluhan berhubungan dengan saluran pencernaan.
"Jadi, dengan alat ini kita bisa periksa lebih detail. Contoh, jika ada pasien yang mengeluh sakit maag, maka dengan alat ini kita bisa pastikan apakah ini memang sakit maag ataukah ada penyakit lain," ujarnya.
Frans menuturkan pula bahwa tidak semua dokter spesialis penyakit dalam dapat secara langsung menggunakan alat kesehatan canggih sejenis endoscope. Hal semacam inilah yang agaknya menjadi kendala pemanfaatan alat tersebut sejak 2012 berada di RSUD Yowari.
"Tidak semua dokter penyakit dalam bisa mengoperasikan alat ini, dan ini kembali lagi ke manajemen rumah sakit dan pemerintah, sebab sebelum mengoperasikan alat ini seorang dokter spesialis harus mengikuti kursus tambahan selama tiga bulan lebih di pusat-pusat pelatihan kesehatan yang ada di luar Papua," ujarnya.
RSUD Yowari pun berkesempatan mendapat kunjungan dari DR Ari Fahriarsyam dan Professor Yoshio Yamaoka, Guru Besar Ilmu Gatroenterologits dari Universitas Oita Jepang, yang dapat memandu penggunaan endoscope kepada dokter spesialis penyakit dalam di Papua. (*)
"Kesehatan masyarakat adalah hal yang mutlak dimiliki semua orang, karena tingkat kesehatan masyarakat yang baik membuat pembangunan di daerah bisa berjalan baik pula," ujarnya kepada ANTARA News di Sentani, Rabu.
Menurut dia, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura melalui RSUD Yowari terus berikan komitmennya dalam melayani kesehatan masyarakat secara maksimal, salah satunya dengan cara memanfaatkan berbagai alat kesehatan penunjang diagnosis penyakit pasien.
"Salah satu alat kesehatan yang didatangkan adalah endoscope yang dapat digunakan untuk memeriksa organ pencernaan pada tubuh manusia. Namun, sayangnya sejak didatangkan di awal tahun 2012, mesin ini baru bisa dioptimalkan pada pertengahan bulan Januari 2014," katanya.
Ia menjelaskan, keberadaan endoscope sangat penting karena dokter spesialis penyakit dalam akan dapat melakukan pengobatan yang tepat dalam menangani keluhan dari pasien, khususnya yang memiliki keluhan berhubungan dengan saluran pencernaan.
"Jadi, dengan alat ini kita bisa periksa lebih detail. Contoh, jika ada pasien yang mengeluh sakit maag, maka dengan alat ini kita bisa pastikan apakah ini memang sakit maag ataukah ada penyakit lain," ujarnya.
Frans menuturkan pula bahwa tidak semua dokter spesialis penyakit dalam dapat secara langsung menggunakan alat kesehatan canggih sejenis endoscope. Hal semacam inilah yang agaknya menjadi kendala pemanfaatan alat tersebut sejak 2012 berada di RSUD Yowari.
"Tidak semua dokter penyakit dalam bisa mengoperasikan alat ini, dan ini kembali lagi ke manajemen rumah sakit dan pemerintah, sebab sebelum mengoperasikan alat ini seorang dokter spesialis harus mengikuti kursus tambahan selama tiga bulan lebih di pusat-pusat pelatihan kesehatan yang ada di luar Papua," ujarnya.
RSUD Yowari pun berkesempatan mendapat kunjungan dari DR Ari Fahriarsyam dan Professor Yoshio Yamaoka, Guru Besar Ilmu Gatroenterologits dari Universitas Oita Jepang, yang dapat memandu penggunaan endoscope kepada dokter spesialis penyakit dalam di Papua. (*)