Sentani (ANTARA) - Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Yowari Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua drg Maryen Braweri menyatakan Dinas Kesehatan Papua segera melakukan audit maternal untuk menelusuri penyebab kematian Irene Sokoy beserta bayi dalam kandungannya.
Direktur RSUD Yowari drg Maryen Braweri melalui pesan singkat di Sentani, Jumat, mengatakan audit tersebut langkah resmi pemerintah daerah guna memastikan seluruh prosedur pelayanan dijalankan sesuai standar.
"Audit ini untuk memastikan seluruh prosedur pelayanan dijalankan sesuai standar dan mengklarifikasi rangkaian kejadian yang dialami pasien sebelum meninggal," katanya setelah Zoom Meeting bersama Dinkes Provinsi Papua.
Dia menjelaskan hasil audit akan diumumkan langsung oleh Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua setelah seluruh pemeriksaan medis, analisis layanan, dan klarifikasi tenaga kesehatan selesai.
"Ini saja yang dapat saya sampaikan, selanjutnya untuk hasil audit kita menunggu pengumuman langsung dari pihak Dinas Kesehatan Provinsi Papua yang melakukan audit," ujarnya.
Keluarga korban (ipar), Ivon Kabey, menjelaskan kronologi kejadian yang menurut mereka menunjukkan adanya keterlambatan pelayanan serta penolakan rujukan di beberapa rumah sakit di Kota Jayapura.
"Awalnya kami tiba di RSUD Yowari pukul 15.00 WIT dengan status pasien pembukaan enam dan ketuban pecah, tetapi proses persalinan tidak kunjung ditangani karena dugaan bayi berukuran besar, yakni empat kilogram," katanya.
Dia mengatakan keluarga meminta percepatan rujukan karena kondisi pasien, Irene Sokoy, semakin gelisah, tetapi surat rujukan baru selesai mendekati tengah malam, diikuti keterlambatan ambulans yang tiba pukul 01.22 WIT.
"Rujukan ke RS Dian Harapan dan RS Abe menolak karena ruangan penuh serta renovasi fasilitas, lanjut kami ke RS Bayangkara pasien tidak diterima tanpa uang muka Rp4 juta, saat akan ke RS Dok II Iren meninggal di perjalanan pukul 05.00," ujarnya.

