Timika (Antara Papua) - Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Provinsi Papua drg Aloysius Giyai memuji pola pelayanan medis di dua rumah sakit di areal pertambangan PT Freeport Indonesia, setelah melihat langsung kondisinya saat melakukan kunjungan kerja di Tembagapura, Kabupaten Mimika.
Dua rumah sakit yang dipuji Kepala Dinas Kesehatan Papua itu yakni Rumah Sakit Tembagapura dan Rumah Sakit Kampung Banti.
"Saya kagum dengan kebersihan, peralatan dan sistem manajemen pelayanan yang diterapkan di rumah sakit Tembagapura dan Banti," kata Aloysius, di Timika, Sabtu malam.
Tembagapura merupakan kawasan penambangan emas dan tembaga yang di kelola oleh PT Freeport Indonesia.
Sementara Kampung Banti merupakan salah satu kampung yang tidak jauh dari Tembagapura. Jarak antara Banti dan Tembagapura sekitar empat kilometer, ditempuh dengan jalan darat.
Menurut Aloysius, peralatan yang digunakan di dua rumah sakit itu cukup canggih dan sebagian diantaranya tidak dimiliki oleh rumah sakit milik pemerintah yang ada di tanah Papua.
Dari segi pelayanan, peralatan hingga kebersihan, kata dia, patut dicontohi oleh rumah sakit milik pemerintah.
"Kedepan, rumah sakit khusus yang rencananya akan dibangun pemerintah harus mengikuti desain rumah sakit Banti dan Tembagapura," ujarnya.
Dia mengatakan, tampak dari luar kedua rumah sakit itu, sangat sederhana dan tidak terlalu membutuhkan areal yang luas, namun di dalamnya megah dan lengkap dengan peralatan serta penataan sistem manajemennya rapi.
Merujuk pada bentuk fisik dan peralatan serta pelayanan yang dilakukan, Aloysius menilai, rumah sakit itu masuk kategori tipe C plus.
Selain itu, sudah memenuhi standar rumah sakit yang baik walaupun masih ada kekurangan yang masih harus dibenahi.
"Saya katakan masih tipe C plus karena dokter spesialisnya belum lengkap, seperti dokter spesialis radiologi belum ada," ujarnya.
"Sudah bagus, tetapi saya tidak temukan anak asli dari suku Amungme dan Kamoro yang mana pemilik lokasi penambangan Freeport yang bekerja sebagai perawat ataupun dokter di dua rumah sakit itu," tambah Aloysius.
Itu sebabnya mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura Kota Jayapura itu meminta Freeport bersama Pemerintah Kabupaten Mimika memperhatikan hal itu.
"Saya minta supaya Freeport maupun Pemkab Mimika sekolahkan anak Kamoro dan Amungme agar mereka juga bisa menjadi dokter dan perawat," ujarnya. (*)
Dua rumah sakit yang dipuji Kepala Dinas Kesehatan Papua itu yakni Rumah Sakit Tembagapura dan Rumah Sakit Kampung Banti.
"Saya kagum dengan kebersihan, peralatan dan sistem manajemen pelayanan yang diterapkan di rumah sakit Tembagapura dan Banti," kata Aloysius, di Timika, Sabtu malam.
Tembagapura merupakan kawasan penambangan emas dan tembaga yang di kelola oleh PT Freeport Indonesia.
Sementara Kampung Banti merupakan salah satu kampung yang tidak jauh dari Tembagapura. Jarak antara Banti dan Tembagapura sekitar empat kilometer, ditempuh dengan jalan darat.
Menurut Aloysius, peralatan yang digunakan di dua rumah sakit itu cukup canggih dan sebagian diantaranya tidak dimiliki oleh rumah sakit milik pemerintah yang ada di tanah Papua.
Dari segi pelayanan, peralatan hingga kebersihan, kata dia, patut dicontohi oleh rumah sakit milik pemerintah.
"Kedepan, rumah sakit khusus yang rencananya akan dibangun pemerintah harus mengikuti desain rumah sakit Banti dan Tembagapura," ujarnya.
Dia mengatakan, tampak dari luar kedua rumah sakit itu, sangat sederhana dan tidak terlalu membutuhkan areal yang luas, namun di dalamnya megah dan lengkap dengan peralatan serta penataan sistem manajemennya rapi.
Merujuk pada bentuk fisik dan peralatan serta pelayanan yang dilakukan, Aloysius menilai, rumah sakit itu masuk kategori tipe C plus.
Selain itu, sudah memenuhi standar rumah sakit yang baik walaupun masih ada kekurangan yang masih harus dibenahi.
"Saya katakan masih tipe C plus karena dokter spesialisnya belum lengkap, seperti dokter spesialis radiologi belum ada," ujarnya.
"Sudah bagus, tetapi saya tidak temukan anak asli dari suku Amungme dan Kamoro yang mana pemilik lokasi penambangan Freeport yang bekerja sebagai perawat ataupun dokter di dua rumah sakit itu," tambah Aloysius.
Itu sebabnya mantan Direktur Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura Kota Jayapura itu meminta Freeport bersama Pemerintah Kabupaten Mimika memperhatikan hal itu.
"Saya minta supaya Freeport maupun Pemkab Mimika sekolahkan anak Kamoro dan Amungme agar mereka juga bisa menjadi dokter dan perawat," ujarnya. (*)