Jayapura (Antara Papua) - Sekelompok pemuda di Kota Jayapura dan daerah sekitarnya mengagendakan pembentukan Ikatan Cendekiawan Muda Papua (ICM-Papua) agar mempunyai kontribusi saran dan pemikiran bagi pembangunan di wilayah itu.
"Latar belakang pembentukan wadah ICM-Papua itu, kita ingin, pertama, mengoptimalkan peran muda Papua dalam memberikan kontribusi pemikiran, kajian-kajian, penelitian ilmiah terkait upaya percepatan pembangunan nasional dan regional, terutama di Papua," kata Marthinus Werimon, salah satu inisiator pembentukan ICM-Papua Marthinus Werimon di Kota Jayapura, Selasa.
Wadah itu, kata Marthinus, diinisiasi pertama kali oleh sembilan intelektual muda Papua dari berbagai latar belakang pendidikan, suku dan agama yang ada di Indonesia, secara khusus di Papua.
"Kami juga sudah lakukan audiensi dengan beberapa pihak. Pertama dengan Bapak Rektor Uncen, dengan Ketua DPR Papua Yunus Wonda, juga ketemu dengan Sekjen PDP Thaha Alhamid, dan kami juga sudah ketemu dengan salah satu senior Pak Aloysius Giay," katanya.
"Dan beberapa hari kedepan juga kami akan bertemu dengan beberapa pakar, senior, tua-tua adat, agama, dalam rangka minta masukan dan pikiran dari mereka. Karena sesungguhnya kami adalah hanya inisiator, tapi kedepannya wadah ini akan menghimpun seluruh cendekiawan muda Papua, dengan harapan kedepan kita bisa berikan kontribusi pemikiran buat Papua nanti," lanjutnya.
Menurut Marthinus, berbagai kompleksitas masalah yang timbul secara nasional maupun lokal di Papua, intelektual muda setempat terkesan terpinggirkan dan bahkan seperti pemadam kebakaran untuk mencari solusi persoalan yang dialami.
"Kita harap intelektual muda Papua akan merangkum, merangkul para pakar, cendekiawan, para senior, untuk sama-sama mengkaji problema Papua secara ilmiah. Kita juga berpikir bahwa kedepan ikatan ini, bisa diatur secara cerdas, integritas, modern dan terbuka. Sehingga tidak ada pesan sponsor disini, ini murni lembaga untuk ikatan orang-orang muda yang cerdas," katanya.
Mantan anggota DPR Papua itu juga menyampaikan bahwa rencana pembentukan ICM-Papua telah didisukusikan selama beberapa waktu belakangan ini dan masih membutuhkan berbagai masukan dan saran dari semua pihak.
"Itulah, profil singkat yang sudah kami diskusikan berhari-hari, berkumpul dan menerima masukan dari para pakar dan senior. Kami juga akan terus kumpul teman-teman muda bicarakan itu. Terutama, pada awal Januari 2015 kita akan deklarasi sekalian pembentukan badan pengurus ICM-Papua," katanya.
Mengenai kedatangan Presiden Joko Widodo bersama rombongan yang akan bernatal di Papua pada 27 Desember 2014, menurut Marthinus, cukup relevan dengan agenda pembentukan ICM-Papua, karena akan menjadi pengingat bahwa wadah itu mulai terbentuk saat presiden ketujuh RI mengunjungi provinsi paling timur Indonesia.
"Nah, momentum ini, tepat sekali dengan kehadiran Presiden Jokowi bersama rombongan yang akan Natalan di Papua pada 27 Desember 2014, atas nama Ikatan Cendekiawan Muda Papua kami juga sampaikan selamat datang buat beliau ke Papua," katanya.
Kesembilan inisiator pembentukan ICM-Papua yaitu Marthinus Werimon, Penetina Kogoya, Marchel Morin, YS Saneraro Wamear, Alberth Kafiar, Redian Yasminta Wasaraka, Timeus Haonggap, Yunias Kribianto dan Mariah Kaize.
"Kedepan, ICM-Papua ini juga akan sebagai wadah kaderisasi, disini teman-teman muda yang punya potensi, kita akan latih dan didik agar menjadi intelektual-intelektual muda yang cerdas, punya kepakaran dibidang masing-masing, tapi juga secara mental siap bersaing secara nasional," tambah Marthinus Werimon. (*)
"Latar belakang pembentukan wadah ICM-Papua itu, kita ingin, pertama, mengoptimalkan peran muda Papua dalam memberikan kontribusi pemikiran, kajian-kajian, penelitian ilmiah terkait upaya percepatan pembangunan nasional dan regional, terutama di Papua," kata Marthinus Werimon, salah satu inisiator pembentukan ICM-Papua Marthinus Werimon di Kota Jayapura, Selasa.
Wadah itu, kata Marthinus, diinisiasi pertama kali oleh sembilan intelektual muda Papua dari berbagai latar belakang pendidikan, suku dan agama yang ada di Indonesia, secara khusus di Papua.
"Kami juga sudah lakukan audiensi dengan beberapa pihak. Pertama dengan Bapak Rektor Uncen, dengan Ketua DPR Papua Yunus Wonda, juga ketemu dengan Sekjen PDP Thaha Alhamid, dan kami juga sudah ketemu dengan salah satu senior Pak Aloysius Giay," katanya.
"Dan beberapa hari kedepan juga kami akan bertemu dengan beberapa pakar, senior, tua-tua adat, agama, dalam rangka minta masukan dan pikiran dari mereka. Karena sesungguhnya kami adalah hanya inisiator, tapi kedepannya wadah ini akan menghimpun seluruh cendekiawan muda Papua, dengan harapan kedepan kita bisa berikan kontribusi pemikiran buat Papua nanti," lanjutnya.
Menurut Marthinus, berbagai kompleksitas masalah yang timbul secara nasional maupun lokal di Papua, intelektual muda setempat terkesan terpinggirkan dan bahkan seperti pemadam kebakaran untuk mencari solusi persoalan yang dialami.
"Kita harap intelektual muda Papua akan merangkum, merangkul para pakar, cendekiawan, para senior, untuk sama-sama mengkaji problema Papua secara ilmiah. Kita juga berpikir bahwa kedepan ikatan ini, bisa diatur secara cerdas, integritas, modern dan terbuka. Sehingga tidak ada pesan sponsor disini, ini murni lembaga untuk ikatan orang-orang muda yang cerdas," katanya.
Mantan anggota DPR Papua itu juga menyampaikan bahwa rencana pembentukan ICM-Papua telah didisukusikan selama beberapa waktu belakangan ini dan masih membutuhkan berbagai masukan dan saran dari semua pihak.
"Itulah, profil singkat yang sudah kami diskusikan berhari-hari, berkumpul dan menerima masukan dari para pakar dan senior. Kami juga akan terus kumpul teman-teman muda bicarakan itu. Terutama, pada awal Januari 2015 kita akan deklarasi sekalian pembentukan badan pengurus ICM-Papua," katanya.
Mengenai kedatangan Presiden Joko Widodo bersama rombongan yang akan bernatal di Papua pada 27 Desember 2014, menurut Marthinus, cukup relevan dengan agenda pembentukan ICM-Papua, karena akan menjadi pengingat bahwa wadah itu mulai terbentuk saat presiden ketujuh RI mengunjungi provinsi paling timur Indonesia.
"Nah, momentum ini, tepat sekali dengan kehadiran Presiden Jokowi bersama rombongan yang akan Natalan di Papua pada 27 Desember 2014, atas nama Ikatan Cendekiawan Muda Papua kami juga sampaikan selamat datang buat beliau ke Papua," katanya.
Kesembilan inisiator pembentukan ICM-Papua yaitu Marthinus Werimon, Penetina Kogoya, Marchel Morin, YS Saneraro Wamear, Alberth Kafiar, Redian Yasminta Wasaraka, Timeus Haonggap, Yunias Kribianto dan Mariah Kaize.
"Kedepan, ICM-Papua ini juga akan sebagai wadah kaderisasi, disini teman-teman muda yang punya potensi, kita akan latih dan didik agar menjadi intelektual-intelektual muda yang cerdas, punya kepakaran dibidang masing-masing, tapi juga secara mental siap bersaing secara nasional," tambah Marthinus Werimon. (*)