Timika (Antara Papua) - Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro turut memberikan bantuan untuk memperbaiki mutu pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas Timika, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua.

Konsultan Biro Kesehatan LPMAK Dr Firdy Permana kepada Antara di Timika, Jumat, mengatakan upaya perbaikan mutu layanan kesehatan di Puskesmas Timika menggunakan pendekatan ISO 9001 dengan target ke depan puskesmas tersebut bisa segera disertifikasi oleh Kementerian Kesehatan.

"Melalui pendekatan standar mutu ISO 9001 ini diharapkan kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan yang dilakukan oleh Puskesmas Timika semakin meningkat dan masyarakat juga terlayani lebih maksimal," ujarnya.

Firdy mengatakan dalam rangka memperbaiki mutu layanan di Puskesmas Timika tersebut, jajarannya bekerja sama dengan Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan Fakultas Kedokteran UGM.

"Kita menggunakan keahlian teman-teman dari FK UGM untuk mendampingi Puskesmas Timika dalam program ISO 9001 serta mendampingi Dinkes Mimika dalam menyusun manual atau pedoman rujukan pasien," jelasnya.

Pemilihan Puskesmas Timika sebagai lokasi pertama penerapan standar mutu ISO 9001 lantaran dinilai cukup siap dari sisi manajemen mutunya.

Melalui pendampingan dari LPMAK dan FK UGM diharapkan Puskesmas Timika menjadi puskesmas pertama di Provinsi Papua yang tahun ini terakreditasi ISO 9001.

Kepala Puskesmas Timika Maria Yosinta Rahangiar menyambut baik dukungan LPMAK dan berharap penerapan standar manajemen mutu ISO 9001 bisa segera terealisasi dan menjadi contoh bagi puskemas lain di wilayah Mimika maupun Papua.

"Walaupun berat, kami harus terima tantangan ini. Saya dan teman-teman akan berusaha untuk menjadikan Puskesmas Timika menjadi lebih baik. Kami harus memperbaiki mutu layanan, manajemen dan sumber daya manusia yang ada," tutur Maria.

Menurut dia, tenaga medis yang bekerja di Puskesmas Timika berjumlah 130-an orang dengan jumlah dokter umum tiga orang dan dokter gigi dua orang.

"Kami minta penambahan dua orang dokter umum dan adanya kunjungan rutin dokter spesialis minimal dua kali sebulan. Kami juga masih kekurangan tenaga analis," ujar Maria.

Dengan jumlah tenaga medis yang memadai, Puskesmas Timika akan membuka layanan poliklinik umum pagi dan sore hari, disamping layanan rawat inap yang sudah lama berjalan.

Adapun keluhan penyakit terbanyak dari pasien yang berobat di Puskesmas Timika yaitu serangan malaria dan infeksi saluran pernapasan atas (Ispa).

Sementara itu Nuski Zulkani dari Pusat Kebijakan dan Manajemen RS FK UGM mengatakan perbaikan mutu layanan berstandar ISO 9001 menjadi basis untuk pengembangan sistem rujukan.

Melalui kerja sama dengan LPMAK dan Dinkes Mimika, FK UGM juga terlibat dalam upaya membenahi sistem rujukan pasien di wilayah itu mulai dari tingkat Pustu ke Puskemas, Puskesmas ke Rumah Sakit dan antar Rumah Sakit.

Melalui sistem rujukan yang baik maka diharapkan pelayanan kesehatan warga juga akan semakin lebih baik.

"Kami menggunakan beberapa sistem berbasis mutu ISO 9001 sebagai dasarnya. Bagaimana mereka bekerja, apa yang harus dilakukan, apa yang harus dibuktikan, itu semuanya menggunakan standar ISO," jelas Nuski.

Menurut dia, jika standar pelayanan kesehatan mengacu pada ISO 9001 maka sebetulnya tidak membebani petugas.

"Penerapan manajemen mutu membutuhkan proses. Proses inilah yang kita ajarkan ke teman-teman di Puskesmas agar mereka lebih paham dalam menerapkannya," katanya.

FK UGM, katanya, mulai melakukan pendampingan penerapan standar manajemen mutu di Puskesmas Timika sejak Desember 2014.

"Saya melihat teman-teman sudah punya komitmen untuk melakukan itu. Kendala biasanya ada pada soal komitmen. Tapi dengan kepemimpinan yang cukup baik untuk mengarahkan komitmen staf, saya optimistis Puskesmas Timika bisa menjadi puskesmas pertama di Papua yang bisa menerapkan standar manajemen mutu ISO 9001," tutur Nuski. (*)

Pewarta : Pewarta: Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024