Jayapura (Antara Papua) - Pemerintah Kota (Pemkot) Jayapura, Papua, akan memasang garis polisi di hutan yang terancam gundul di Gugusan Pegunungan Cyclop.

"Tadi ada beberapa lokasi yang harus saya pasang police line, mungkin jumat depan kita akan turun dan melakukan polisline agar masyarakat tidak menambah merusak hutan yang ada di wilayah kota jayapura ini," kata Wali Kota Jayapura Benhur Tommy Mano saat melakukan peninjauan di kawasan Angkasa, Distrik Jayapura Utara, Kota Jayapura, Jumat.

Melihat kondisi di lapangan, dimana sudah banyak hutan yang ditebangi pepohonannya, Mano meminta kepada paara tokoh adat setempat untuk tidak lagi menjual lahan tersebut kepada siapapun karena kawasan tersebut masuk dalam kawasan cagar alam.

"Hutan di kota jayapura sangat memprihatikankan setelah saya turun ke lapangan di angkasa juga pasir 6 dan 2, untuk itu saya minta yang pertama para ondo afi (kepala suku) pemilik hak ulayat stop dengan pelepasan tanah adat karena hutan kita sudah rusak dan akan menimbulkan musibah yang besar untuk kota jayapura,"

ucapnya.

Mano mengaaku bila a telah mendapat ddukungan dari tokoh adat untuk menyelematkan hutan di Cyclop, hanya saja ia juga meminta pihak lain yaang memiliki kepentingaan tertentu untuk tidak memperkeruh situasi.

"Saya bertemu langsung dengan beberapa kepala suku di lapangan, mereka mendukung program Pemerintah kota Jayapura apa yang wali kota bicara, mereka ikut di media di kota dan mereka ikut prihatin. Mereka juga menyampaikan kepada saya ada kelompok-kelompok yang mengadu domba mereka ini, tidak boleh saya minta," katanya.

Dalam peninjauan di beberapa titik hutan tersebut, Mano yang didampingi oleh beberapa SKPD melihat langsung kondisi hutan yang baru saja ditebangi untuk kemudian dijadikan kawasan pemukiman.

Selain itu ada juga beberapa titik yang awalnya adalah hutan namun kini sudah ditanami tanaman sayur mayur. (*)

Pewarta : Pewarta: Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024