Jayapura (Antara Papua) - Gubernur Papua Lukas Enembe mengatakan, penculikan Warga Negara Indonesia (WNI) di perbatasan Papua dan Papua Nugini (PNG) tidak berpengaruh pada hubungan bilateral kedua negara bertetangga.

"Kedua WNI tersebut nampaknya tidak memperhatikan batas antara kedua negara yaitu Indonesia dan PNG sehingga mungkin saja ditahan," katanya di Jayapura, Selasa.

Menurut Lukas, pihaknya juga belum mengetahui secara pasti apakah kedua WNI ini ditangkap oleh kelompok sipil bersenjata atau karena perizinan.

"Pangdam XVII/Cenderawasih juga sudah menyampaikan mengenai kedua WNI ini kepada Pemprov Papua, apakah disandera atau ditangkap karena melanggar batas wilayah," ujarnya.

Dia menjelaskan paska penculikan ini hubungan bilateral antara RI dan PNG, khususnya Provinsi Papua baik-baik saja, hal ini dibuktikan dengan informasi dari pihak konsulat PNG yang mengimbau untuk tidak melakukan perjalanan sementara waktu ke PNG.

"Misalnya saja rombongan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua melalui Badan Perbatasan dan tim Persipura saat ini tengah tertahan di Provinsi Vanimo, PNG karena menunda perjalanan berdasarkan arahan dari konsulat," katanya lagi.

Sebelumnya, diketahui dua WNI ditahan oleh orang tidak dikenal, yang mana penahanan kedua WNI itu terjadi sesaat setelah penembakan terhadap tukang potong kayu di Kampung Skopro, Distrik Arso Timur, Kabupaten Keerom.

Jarak antara Kampung Skopro (RI) dengan Kampung Skoutio (PNG) sekitar tiga jam berjalan kaki. (*)

Pewarta : Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024