Jayapura (ANTARA) - Duta Besar RI untuk Papua Nugini (PNG) Andriana Supandi mengatakan tidak ada warga negara Indonesia, termasuk pekerja migran, yang menjadi korban dalam kerusuhan di PNG.
Hingga kini Kedubes RI masih terus memantau kondisi warga negara Indonesia, terutama pekerja migran, usai kerusuhan yang terjadi di negara tersebut.
"Alhamdulillah sampai Jumat pagi tidak ada WNI yang menjadi korban," kata Dubes Andriana Supandi dikonfirmasi ANTARA dari Jayapura, Papua, Jumat.
Dubes RI untuk PNG dan Kepulauan Salomon mengatakan walaupun selamat, namun mereka mengalami trauma akibat terjebak dalam penjarahan dan pembakaran pasar swalayan tempat mereka bekerja.
Situasi keamanan khususnya di Port Moresby yang merupakan Ibu Kota PNG sudah lebih kondusif dan terkendali.
Pemerintah Papua Nugini sejak Kamis (11/1) malam menerapkan keadaan darurat selama 14 hari untuk Port Moresby.
Saat ini para WNI, khususnya pekerja migran, tinggal di kediaman masing-masing, termasuk di mes perusahaan dan dalam keadaan aman serta selalu dimonitor oleh KBRI.
"Memang benar untuk memastikan keberadaan dan keamanan Kedubes RI selalu memonitor," kata Dubes Andriana seraya menambahkan pihaknya masih menunggu berapa jumlah mereka serta bagaimana kebijakan perusahaan setelah kerusuhan tersebut.
"Selain itu juga memonitor dampak bagi pekerja migran yang tempat kerjanya di jarah dan dibakar," jelas Dubes Andriana.
Kerusuhan terjadi di PNG, Rabu (10/1).
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dubes: Tidak ada WNI jadi korban kerusuhan di PNG