Jayapura (Antara Papua) - Warga Kota Jayapura, Papua, Senin pagi hingga siang, memadati Vihara Arya Dharma yang terletak di Skyline, Distrik Abepura, guna menyaksikan atraksi barongsai yang dibawakan oleh sanggar seni Singa dan Golden Papua.
Warga Kota Jayapura yang datang dari berbagai kelurahan dan distrik yang ada di Ibu Kota Provinsi Papua itu menggunakan kendaraan roda dua dan empat.
Rata-rata di antara mereka menggunakan pakaian berwarna merah untuk menyesuaikan dengan tradisi tahun baru Tionghoa 2567, yang identik dengan warna yang dianggap cerah dan mendatangkan keberuntungan serta suka cita.
"Saya ke sini bersama anak dan suami, ingin melihat atraksi barongsai," kata Nancy Margareth Iwanggin, warga Kampkey, Distrik Abepura.
Sementara itu, atraksi barongsai pertama yang dibawakan oleh sanggar seni Singa Papua, pimpinan Ishak Montolalu dengan kru sebanyak kurang lebih 30 orang itu sangat memukau warga yang memadati Vihara Arya Dharma.
Sebanyak lima barongsai berwarna, hitam, merah, kuning, hijau dan merah menunjukkan kebolehan mereka beraksi, yang diikuti dengan pemberian angpao oleh pengunjung.
"Atraksi pertama dari barongsai berwarna merah sangat bagus, dia melompat mengambil angpao yang diikatkan pada sebuah ujung dahan bambu," katanya.
Sedangkan, atraksi barongsai dari sanggar seni Golden Papua menyuguhkan kebolehan kera sakti dalam beratraksi melompat dan menendang.
Lalu, diikuti oleh tiga barongsai warna merah, kuning emas dan hitam yang diiringi suara genderang dan sinbal.
Atraksi kedua itu, juga tak kalah memukau warga yang memadati rumah ibadah tersebut, barongsai berwarna kuning keemasan menyuguhkan kelincahannya dalam melompat tingkatan kayu yang disusun bertingkat.
"Sungguh hebat, barongsainya bisa melompat diketinggian sambil membuka selubung nama `Gong Xi Fat Cai`," kata Lauvre Lazore, pelajar kelas 2 SD Gembala Baik yang datang bersama kedua orang tuanya.
Secara terpisah, Ishak Montolalu, tokoh masyarakat Tionghoa di Kota Jayapura yang juga pemimpin sanggar Seni Singa Papua mengatakan barongsai merupakan suatu tradisi disaat menyambut tahun baru Cina.
"Kami hanya ingin menyemarakkan tahun baru ini dengan barongsai. Barongsai sudah menyatu dengan anak negeri, disini banyak anak Papua yang menjadi pemain barongsai, selain anak Tionghoa dan dari daerah lainnya seperti Batak, Jawa dan Toraja, serta Manado," katanya.
Usai menonton atraksi barongsai, kebanyakan warga yang memadati Vihara Arya Dharma berfoto bersama, bahkan ada yang `selfie` disejumlah sudut halaman rumah ibadah itu yang memiliki panorama arah Teluk Youtefa. (*)
Warga Kota Jayapura yang datang dari berbagai kelurahan dan distrik yang ada di Ibu Kota Provinsi Papua itu menggunakan kendaraan roda dua dan empat.
Rata-rata di antara mereka menggunakan pakaian berwarna merah untuk menyesuaikan dengan tradisi tahun baru Tionghoa 2567, yang identik dengan warna yang dianggap cerah dan mendatangkan keberuntungan serta suka cita.
"Saya ke sini bersama anak dan suami, ingin melihat atraksi barongsai," kata Nancy Margareth Iwanggin, warga Kampkey, Distrik Abepura.
Sementara itu, atraksi barongsai pertama yang dibawakan oleh sanggar seni Singa Papua, pimpinan Ishak Montolalu dengan kru sebanyak kurang lebih 30 orang itu sangat memukau warga yang memadati Vihara Arya Dharma.
Sebanyak lima barongsai berwarna, hitam, merah, kuning, hijau dan merah menunjukkan kebolehan mereka beraksi, yang diikuti dengan pemberian angpao oleh pengunjung.
"Atraksi pertama dari barongsai berwarna merah sangat bagus, dia melompat mengambil angpao yang diikatkan pada sebuah ujung dahan bambu," katanya.
Sedangkan, atraksi barongsai dari sanggar seni Golden Papua menyuguhkan kebolehan kera sakti dalam beratraksi melompat dan menendang.
Lalu, diikuti oleh tiga barongsai warna merah, kuning emas dan hitam yang diiringi suara genderang dan sinbal.
Atraksi kedua itu, juga tak kalah memukau warga yang memadati rumah ibadah tersebut, barongsai berwarna kuning keemasan menyuguhkan kelincahannya dalam melompat tingkatan kayu yang disusun bertingkat.
"Sungguh hebat, barongsainya bisa melompat diketinggian sambil membuka selubung nama `Gong Xi Fat Cai`," kata Lauvre Lazore, pelajar kelas 2 SD Gembala Baik yang datang bersama kedua orang tuanya.
Secara terpisah, Ishak Montolalu, tokoh masyarakat Tionghoa di Kota Jayapura yang juga pemimpin sanggar Seni Singa Papua mengatakan barongsai merupakan suatu tradisi disaat menyambut tahun baru Cina.
"Kami hanya ingin menyemarakkan tahun baru ini dengan barongsai. Barongsai sudah menyatu dengan anak negeri, disini banyak anak Papua yang menjadi pemain barongsai, selain anak Tionghoa dan dari daerah lainnya seperti Batak, Jawa dan Toraja, serta Manado," katanya.
Usai menonton atraksi barongsai, kebanyakan warga yang memadati Vihara Arya Dharma berfoto bersama, bahkan ada yang `selfie` disejumlah sudut halaman rumah ibadah itu yang memiliki panorama arah Teluk Youtefa. (*)