Jayapura (Antara Papua) - Menteri Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof H Mohammad Nasir Ph.D, AK memberi kuliah umum kepada ratusan mahasiswa Universitas Cenderawasih (Uncen) yang digelar di auditorium kampus Abepura, Kota Jayapura, Senin, dengan judul `Peranan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam meningkatkan SDM`.
Dalam kuliah umum itu, Mohammad Nasir didampingi Rektor Uncen Dr Onesimus Sahuleka menyampaikan sejumlah hal, mulai grand desain untuk menghapus kesenjangan diseluruh perguruan tinggi yang dimulai dari 2015 hingga 2025, seperti peruntukkan dosen, afirmasi dan pembukaan prodi yang berpotensi di daerah masing-masing.
"Presiden Jokowi inginkan percepatan pembangunan di Indonesia Timur, khususnya di Papua. Seperti pembangunan jalan trans Papua, nah ini baiknya pekerjanya itu dari teknik sipil keluaran kampus setempat, sehingga tidak jadi penonton," kata Mohammad Nasir.
Sementara dalam sesi tanya jawab, beberapa perwakilan mahasiswa dan dosen menanyakan soal beasiswa, afirmasi, rasio dosen dan permintaan saran prasarana untuk kampus Uncen guna mendorong peningkatan SDM di Papua.
"Saya mewakili teman-teman untuk menanyakan bagaimana pemberian beasiswa dan pelayanan kuliah tidak prima sedang terjadi di kampus kami, Uncen, jadi bagaimana bapak ingin meningkatkan SDM disini, kalau gambarannya seperti ini," kata.Paulus Magai, mahasiswa dari Teknik Elektro Uncen.
Sementara, Ferdinand Risamasu dari dosen Fakultas Ekonomi Uncen meminta agar ada penerimaan dosen dibidang prodi tertentu untuk peningkatan SDM dan ada pemberian sarana prasarana guna mendukung proses perkuliahan.
"Meski kami sangat sayangkan Pak Menristekdikti datang terlambat ke Papua setelah tiga tahun menjabat, tapi kami apresiasi kunjungan bapak untuk meningkatkan SDM Papua," kata Ferdinan Risamasu.
Menjawab pertanyaan tersebut, Menristekdikti Mohammad Nasir menegaskan bahwa pemerintah memberikan 20 persen alokasi beasiswa kepada perguruan tinggi di Indonesia dan akan menyampaikan kepada Menpan RB terkait penerimaan tenaga dosen.
"Saya akan berkoordinasi dengan Pak Menpan RB terkait permintaan dosen dan akan menampung semua masukan dari kampus Uncen," katanya.
Menristekdikti Prof H Mohammad Nasir Ph.D, AK didampingi Dirjen Kelembagaan DR Ir Patdono Suwignjo, Kabiro Kerjasama dan Komunikasi Publik Ir Nada Darmiyant S, M.Phil,
Tenaga ahli menteri M Kamaludin dan tujuh orang stafnya serta ajudan, Senin pagi tiba Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura dengan sejumlah agenda kerja, salah satunya memberikan kuliah umum di auditorium Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen).
Lalu, bertemu dengan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dan menghadiri pertemuan membahas status kampus STKIP Santo Philipus dengan peserta akademisi Uncen, Kopertis Wilayah XIV, pemda dan yayasan STKIP di kampus Uncen.
Pada Selasa (19/4) pagi, Menristekdikti dan rombongan yang berjumlah total 11 orang itu, bertolak ke Merauke untuk bertemu dengan rektor Universitas Musamus, beri kuliah umum dan berdialog dengan mahasiswa. Rabu (20/4) pagi, Menristekdikti dan rombongan kembali ke Jakarta. (*)
Dalam kuliah umum itu, Mohammad Nasir didampingi Rektor Uncen Dr Onesimus Sahuleka menyampaikan sejumlah hal, mulai grand desain untuk menghapus kesenjangan diseluruh perguruan tinggi yang dimulai dari 2015 hingga 2025, seperti peruntukkan dosen, afirmasi dan pembukaan prodi yang berpotensi di daerah masing-masing.
"Presiden Jokowi inginkan percepatan pembangunan di Indonesia Timur, khususnya di Papua. Seperti pembangunan jalan trans Papua, nah ini baiknya pekerjanya itu dari teknik sipil keluaran kampus setempat, sehingga tidak jadi penonton," kata Mohammad Nasir.
Sementara dalam sesi tanya jawab, beberapa perwakilan mahasiswa dan dosen menanyakan soal beasiswa, afirmasi, rasio dosen dan permintaan saran prasarana untuk kampus Uncen guna mendorong peningkatan SDM di Papua.
"Saya mewakili teman-teman untuk menanyakan bagaimana pemberian beasiswa dan pelayanan kuliah tidak prima sedang terjadi di kampus kami, Uncen, jadi bagaimana bapak ingin meningkatkan SDM disini, kalau gambarannya seperti ini," kata.Paulus Magai, mahasiswa dari Teknik Elektro Uncen.
Sementara, Ferdinand Risamasu dari dosen Fakultas Ekonomi Uncen meminta agar ada penerimaan dosen dibidang prodi tertentu untuk peningkatan SDM dan ada pemberian sarana prasarana guna mendukung proses perkuliahan.
"Meski kami sangat sayangkan Pak Menristekdikti datang terlambat ke Papua setelah tiga tahun menjabat, tapi kami apresiasi kunjungan bapak untuk meningkatkan SDM Papua," kata Ferdinan Risamasu.
Menjawab pertanyaan tersebut, Menristekdikti Mohammad Nasir menegaskan bahwa pemerintah memberikan 20 persen alokasi beasiswa kepada perguruan tinggi di Indonesia dan akan menyampaikan kepada Menpan RB terkait penerimaan tenaga dosen.
"Saya akan berkoordinasi dengan Pak Menpan RB terkait permintaan dosen dan akan menampung semua masukan dari kampus Uncen," katanya.
Menristekdikti Prof H Mohammad Nasir Ph.D, AK didampingi Dirjen Kelembagaan DR Ir Patdono Suwignjo, Kabiro Kerjasama dan Komunikasi Publik Ir Nada Darmiyant S, M.Phil,
Tenaga ahli menteri M Kamaludin dan tujuh orang stafnya serta ajudan, Senin pagi tiba Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura dengan sejumlah agenda kerja, salah satunya memberikan kuliah umum di auditorium Kampus Universitas Cenderawasih (Uncen).
Lalu, bertemu dengan mahasiswa penerima beasiswa Bidikmisi dan menghadiri pertemuan membahas status kampus STKIP Santo Philipus dengan peserta akademisi Uncen, Kopertis Wilayah XIV, pemda dan yayasan STKIP di kampus Uncen.
Pada Selasa (19/4) pagi, Menristekdikti dan rombongan yang berjumlah total 11 orang itu, bertolak ke Merauke untuk bertemu dengan rektor Universitas Musamus, beri kuliah umum dan berdialog dengan mahasiswa. Rabu (20/4) pagi, Menristekdikti dan rombongan kembali ke Jakarta. (*)