Timika (Antara) - Legislator di DPRD Mimika Robby Omaleng mendesak kepolisian dan Pertamina Regional Papua-Maluku untuk mengusut kasus kapal pengangkut 30 drum avtur yang terbakar di perairan sekitar Pulau Puriri, Distrik Mimika Timur Jauh, belum lama ini.

"Kami mempertanyakan mengapa ada kapal yang mengangkut avtur ke luar Timika. Padahal avtur itu didatangkan ke Timika untuk menunjang kelancaran transportasi pesawat udara di Bandara Mozes Kilangin Timika. Kami minta masalah ini diusut tuntas," ujar Robby Omaleng di Timika, Sabtu.

Politisi dari Partai Golkar itu mensinyalir adanya permainan antara oknum petugas Pertamina Joint Bersama (Jober) Timika dengan pihak-pihak tertentu untuk memperdagangkan avtur ke daerah lain di luar Timika.

Robby berharap pihak Pertamina Regional Papua Maluku agar segera membentuk tim investigasi guna mengusut masalah ini.

"Pertamina harus investigasi masalah ini. Dari dulu semua orang di Timika tahu kalau petugas Pertamina Jober Timika bermain dengan oknum-oknum tertentu untuk mengeluarkan bahan bakar minyak guna diselundupkan ke pedalaman. Sekarang sinyalemen itu terbukti karena ada perahu susun yang mengangkut 30 drum avtur meledak di tengah laut saat dalam perjalanan dari Timika ke Kabupaten Nduga," ujar Robby.

Untuk diketahui, Pertamina mulai memasok avtur ke Timika sejak awal tahun ini guna menunjang kelancaran arus transportasi pesawat udara dari dan ke Timika. Kebijakan itu diambil Pertamina setelah perjuangan panjang bertahun-tahun yang dilakukan oleh Pemkab dan DPRD Mimika.

Menyusul adanya kebijakan tersebut, Pertamina membangun dua tanki penampung avtur di Pelabuhan Paumako Timika, masing-masing berkapasitas 1.000 kilo liter. Bahan bakar avtur tersebut selanjutnya diangkut dengan mobil tanki untuk dipasok ke sejumlah penerbangan di Bandara Mozes Kilangin Timika.

Praktik perdagangan ilegal avtur di Timika terungkap setelah sebuah perahu motor susun milik Ernawati meledak di perairan sekitar Pulau Puriri, Distrik Mimika Timur Jauh pada Senin (18/4).

Dari laporan awak perahu yang selamat yaitu Agus Tie dan Alex diketahui bahwa perahu naas itu mengangkut 30 drum avtur dari Pelabuhan Paumako Timika dengan tujuan Kabupaten Nduga. Barang tersebut diketahui merupakan milik seorang oknum anggota TNI dari Detasemen Zeni Tempur.

"Saya sangsi kalau avtur 30 drum itu ada izin resmi dari Pertamina. Tidak mungkin barang itu bisa dibawa seenaknya keluar daerah, kalau tidak ada kongkalikong antara oknum aparat dengan oknum Pertamina Jober Timika," ujar Robby.

Jika ditemukan ada ketidakberesan terkait persoalan tersebut, Robby mendesak pimpinan Pertamina Regional Papua dan Papua Barat agar segera mencopot Kepala Pertamina Jober Timika.

"Kalau memang ada oknum-oknum yang bermain di luar dari prosedur, yah segera copot dan berikan sanksi yang tegas. Kami mencurigai selama ini ada pihak-pihak tertentu yang selalu bermain-main memperdagangkan bahan bakar kuota Kabupaten Mimika ke kabupaten lain. Tolong masalah ini diusut tuntas," desaknya.

Buntut dari kebakaran perahu motor susun di perairan sekitar Pulau Puriri tersebut, hingga kini tim SAR dari Kantor SAR Timika masih melakukan pencarian salah seorang awak bernama Birin yang belum ditemukan atau hilang pascakejadian tersebut. (*)

Pewarta : Pewarta: Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024