Biak (Antara Papua) - Warga pedalaman Distrik Biak Barat dan wilayah kecamatan pemekaran Swandiwe, Kabupaten Biak Numfor, Papua membutuhkan percepatan pemasangan jaringan telepon seluler (handphone/HP) untuk mempermudah akses komunikasi ke daerah itu.
Kepala Kampung/Desa Opuri, S.Womsiwor di Biak, Jumat, mengakui, kebutuhan jaringan HP sudah sangat mendesak untuk segera dibangun mengingat wilayah Biak Barat dan sekitarnya membutuhkan akses komunikasi yang cepat.
"Pada tahun anggaran 2016/2017 diharapkan pemasangan jaringan HP dapat direalisasikan melalui Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Biak Numfor," harap Womsiwor.
Ia menyebutkan, pembangunan sarana komunikasi sudah menjadi program sebagian wilayah pemerintahan kampung di Distrik Biak Barat dan Distrik Swandiwe.
Bahkan masyarakat adat Kampung Mamoribo Distrik Biak Barat, lanjut Womsiwor, sudah menyiapkan lokasi lahan khusus untuk pembangunan tower atau menara telepon seluler.
"Harapan warga setelah lahannya siap diharapkan jaringan tower HP segera dibangun sehingga dapat menjawab kebutuhan warga sekitar," katanya.
Sebelumnya, Kepala Kampung Mamoribo Moses Rumbewas mengatakan, penyiapan lahan untuk pembangunan menara BTS merupakan wujud kepedulian warga kampung dalam memenuhi kebutuhan jaringan komunikasi HP.
"Dukungan penyiapan lahan pembangunan tower jaringan HP (BTS, red) dari warga sebagai bukti keikutsertaan masyarakat adat dalam menunjang program pembangunan sarana komunikasi," katanya.
Sementara itu, Kepala Distrik Biak Barat Alexander Kaisiepo mengatakan, jaringan telepon seluler di wilayah distrik Biak Barat sudah dapat di Yomdori, ibukota distrik Biak Barat.
Kadistrik Kaisiepo berharap, dengan diperluasnya jaringan HP distrik Biak Barat diharapkan memperlancar hubungan komunikasi warga dengan keluarganya di berbagai kabupaten/kota di Papua dan Papua Barat.
Ia menyebutkan, berdasarkan data geogarafis sejumlah kampung distrik Biak Barat tersebar di berbagai pelosok pedalaman Biak Barat sehingga sangat membutuhkan jangkauan akses komunikasi jaringan HP.
Wilayah pemerintahan distrik Biak Barat-swandiwe berbatasan dengan wilayah Kabupaten pemekaran Supiori dengan jumlah penduduk mencapai 8.000 jiwa lebih. (*)
Kepala Kampung/Desa Opuri, S.Womsiwor di Biak, Jumat, mengakui, kebutuhan jaringan HP sudah sangat mendesak untuk segera dibangun mengingat wilayah Biak Barat dan sekitarnya membutuhkan akses komunikasi yang cepat.
"Pada tahun anggaran 2016/2017 diharapkan pemasangan jaringan HP dapat direalisasikan melalui Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Biak Numfor," harap Womsiwor.
Ia menyebutkan, pembangunan sarana komunikasi sudah menjadi program sebagian wilayah pemerintahan kampung di Distrik Biak Barat dan Distrik Swandiwe.
Bahkan masyarakat adat Kampung Mamoribo Distrik Biak Barat, lanjut Womsiwor, sudah menyiapkan lokasi lahan khusus untuk pembangunan tower atau menara telepon seluler.
"Harapan warga setelah lahannya siap diharapkan jaringan tower HP segera dibangun sehingga dapat menjawab kebutuhan warga sekitar," katanya.
Sebelumnya, Kepala Kampung Mamoribo Moses Rumbewas mengatakan, penyiapan lahan untuk pembangunan menara BTS merupakan wujud kepedulian warga kampung dalam memenuhi kebutuhan jaringan komunikasi HP.
"Dukungan penyiapan lahan pembangunan tower jaringan HP (BTS, red) dari warga sebagai bukti keikutsertaan masyarakat adat dalam menunjang program pembangunan sarana komunikasi," katanya.
Sementara itu, Kepala Distrik Biak Barat Alexander Kaisiepo mengatakan, jaringan telepon seluler di wilayah distrik Biak Barat sudah dapat di Yomdori, ibukota distrik Biak Barat.
Kadistrik Kaisiepo berharap, dengan diperluasnya jaringan HP distrik Biak Barat diharapkan memperlancar hubungan komunikasi warga dengan keluarganya di berbagai kabupaten/kota di Papua dan Papua Barat.
Ia menyebutkan, berdasarkan data geogarafis sejumlah kampung distrik Biak Barat tersebar di berbagai pelosok pedalaman Biak Barat sehingga sangat membutuhkan jangkauan akses komunikasi jaringan HP.
Wilayah pemerintahan distrik Biak Barat-swandiwe berbatasan dengan wilayah Kabupaten pemekaran Supiori dengan jumlah penduduk mencapai 8.000 jiwa lebih. (*)