Biak (Antara Papua) - Dinas Kesehatan (Diskes) Provinsi Papua meminta warga di Kabupaten Biak Numfor, Papua mewaspadai penyakit kulit menular frambusia di lingkungan tempat tinggal dengan mengutamakan perilaku hidup sehat dan bersih.
"Gejala awal penyakit frambusia berupa benjolan di kulit (papula) yang tidak sakit dan berbentuk seperti buah arbel dengan permukaan basah tanpa nanah," kata Kepala Seksi Penyakit Terabaikan Dinas Kesehatan Papua dr Ary Potingku seusai sosialisasi di Biak.
Ia mengatakan gejala lanjut penyakit kulit frambusia adalah kelainan biasanya kering kecuali jika diserati infeksi (borok).
Pada gejala lanjut, lanjutnya, dapat mengenai telapak tangan, telapak kaki, sendi, dan tulang sehingga dapat menyebabkan kecacatan,
"Untuk pengobatan kulit frambusia dengan cara suntikan penicilin. Dengan sekali suntikan dan pengobatan rutin maka penyakit ini bisa disembuhkan," katanya.
Ia mengakui untuk mencegah penularan penyakit frambusia warga harus menjaga kebiasaan perilaku hidup sehat dengan mencuci tangan setiap hari.
"Warga juga diimbau tidak menggunakan pakaian bekas dipakai penderita serta hindari kontak langsung denhgan bekas luka penderita," kata dr Ary didampingi Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Biak Ruslan.
Sosialisasi tentang pencegahan penyakit Frambusia dilakukan Dinas Kesehatan Biak NUmfor berlangsung 28-29 Juli 2016
diikuti sebanyak 20 peserta dari perwakilan Puskesmas se Kabupaten Biak Numfor.
Pengidap penyakit frambusia di Kabupate Biak Numfor sebanyak 118 kasus tersebar di 23 kampung se-Kabupaten Biak Numfor.(*)
"Gejala awal penyakit frambusia berupa benjolan di kulit (papula) yang tidak sakit dan berbentuk seperti buah arbel dengan permukaan basah tanpa nanah," kata Kepala Seksi Penyakit Terabaikan Dinas Kesehatan Papua dr Ary Potingku seusai sosialisasi di Biak.
Ia mengatakan gejala lanjut penyakit kulit frambusia adalah kelainan biasanya kering kecuali jika diserati infeksi (borok).
Pada gejala lanjut, lanjutnya, dapat mengenai telapak tangan, telapak kaki, sendi, dan tulang sehingga dapat menyebabkan kecacatan,
"Untuk pengobatan kulit frambusia dengan cara suntikan penicilin. Dengan sekali suntikan dan pengobatan rutin maka penyakit ini bisa disembuhkan," katanya.
Ia mengakui untuk mencegah penularan penyakit frambusia warga harus menjaga kebiasaan perilaku hidup sehat dengan mencuci tangan setiap hari.
"Warga juga diimbau tidak menggunakan pakaian bekas dipakai penderita serta hindari kontak langsung denhgan bekas luka penderita," kata dr Ary didampingi Kabid Pengendalian Masalah Kesehatan Dinkes Biak Ruslan.
Sosialisasi tentang pencegahan penyakit Frambusia dilakukan Dinas Kesehatan Biak NUmfor berlangsung 28-29 Juli 2016
diikuti sebanyak 20 peserta dari perwakilan Puskesmas se Kabupaten Biak Numfor.
Pengidap penyakit frambusia di Kabupate Biak Numfor sebanyak 118 kasus tersebar di 23 kampung se-Kabupaten Biak Numfor.(*)