Jayapura (Antara Papua) - Gubernur Papua Lukas Enembe mengharapkan pelaksanaan Internasional Conference on Biodiversity, Ecotourism and Creative Economy (2016) dapat menghasilkan kesepakatan untuk melindungi dan melestarikan lingkungan di Tanah Papua.
"Konferensi ini kami berencana menyepakati beberapa agenda penting. Dubes Norwegia dibawah naungan PBB akan mengawasi seluruh produk kayu yang keluar dari sini. Ilegal logging dan apapun tidak boleh terjadi di Papua," ujarnya di Jayapura, Kamis.
Ia menyebut jika kesepakatan yang akan dihasilkan dapat berpengaruh terhadap penyelematan lingkungan, bukan hanya di Papua atau Indonesia, tetapi untuk seluruh dunia.
"Ini banyak lembaga internasional hadir. Negara-negara yang hadir di sini adalah para pemerhati lingkungan, oleh karena itu kesepakatan ini menjadi kuat bagi setiap orang. Kesepakatan yang dihasilkan bisa untuk dunia," kata dia.
Enembe mengatakan Papua selalu menjadi sorotan dunia karena dianggap sebagai salah satu kawasan yang kelestarian alamnya masih cukup bagus. Karenanya banyak pihak yang berkepentingan untuk memastikan hal tersebut tetap terjaga.
"LSM dari berbagai negara selalu memonitor hutan hayati dan ekosistem kita, karena itu kita akan menyepakati untuk bagaimana pencegahan terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi di Papua," ujarnya lagi.
ICBE 2016 diisi oleh 60 stan yang ada di GOR Cendrawasih Jayapura.
Selama kegiatan pada 7-10 September 2016, panitia akan memutarkan 20 film budaya Papua, dan berbagai perlombaan yang diikuti oleh siswa sekolah.
Hadir dalam pembukaan acara tersebut Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Stig Traavik, juga ada perwakilan dari kedutaan Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Australia, Afrika Selatan, Belanda dan Papua Nugini. (*)
"Konferensi ini kami berencana menyepakati beberapa agenda penting. Dubes Norwegia dibawah naungan PBB akan mengawasi seluruh produk kayu yang keluar dari sini. Ilegal logging dan apapun tidak boleh terjadi di Papua," ujarnya di Jayapura, Kamis.
Ia menyebut jika kesepakatan yang akan dihasilkan dapat berpengaruh terhadap penyelematan lingkungan, bukan hanya di Papua atau Indonesia, tetapi untuk seluruh dunia.
"Ini banyak lembaga internasional hadir. Negara-negara yang hadir di sini adalah para pemerhati lingkungan, oleh karena itu kesepakatan ini menjadi kuat bagi setiap orang. Kesepakatan yang dihasilkan bisa untuk dunia," kata dia.
Enembe mengatakan Papua selalu menjadi sorotan dunia karena dianggap sebagai salah satu kawasan yang kelestarian alamnya masih cukup bagus. Karenanya banyak pihak yang berkepentingan untuk memastikan hal tersebut tetap terjaga.
"LSM dari berbagai negara selalu memonitor hutan hayati dan ekosistem kita, karena itu kita akan menyepakati untuk bagaimana pencegahan terhadap kerusakan lingkungan yang terjadi di Papua," ujarnya lagi.
ICBE 2016 diisi oleh 60 stan yang ada di GOR Cendrawasih Jayapura.
Selama kegiatan pada 7-10 September 2016, panitia akan memutarkan 20 film budaya Papua, dan berbagai perlombaan yang diikuti oleh siswa sekolah.
Hadir dalam pembukaan acara tersebut Duta Besar Norwegia untuk Indonesia Stig Traavik, juga ada perwakilan dari kedutaan Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, Australia, Afrika Selatan, Belanda dan Papua Nugini. (*)