Biak (Antara Papua) - Kapal Republik Indonesia (KRI) Ki Hajar Dewantara 364 melakukan operasi pengamanan laut wilayah Provinsi Papua dan Papua Barat bersandikan "Samudera Jaya 2016".
Komandan KRI Ki Hajar Dewantara Kolonel Laut (P) Alan Dahlan di Biak, Senin mengatakan pelaksanaan operasi wilayah laut kepulauan Papua dan Papua Barat untuk mengawasi wilayah teritorial laut Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap aksi pencurian ikan, pembakalan liar dan penyalahgunaan ijin berlayar kapal ikan asing.
"Selama operasi Samudera Jaya 2016 ada beberapa teguran diberikan kepada kapal yang melintas karena diduga melakukan pelanggaran, ya untuk penanganan lebih lanjut atas dugaan pelanggaran ijin kapal dilimpahkan ke Lanal setempat," kata Alan.
Ia mengakui untuk pengamanan wilayah laut di beberapa wilayah kepulauan Papua dan Papua Barat yang mendapat perhatian khusus diantaranya Jayapura, Merauke, Biak, Sorong dan pulau terdepan Mapia Supiori.
"Serta beberapa daerah lain yang dianggap rawan ancaman adanya pelanggaran peraturan laut yang berlaku di dalam Negara Kesatuan republik Indonesia menjadi fokus operasi Samudera Jaya 2016," ujafr Alan didampingi Asisten Intelijen Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Timur (Guskamla Armatim) Letkol Laut (P) Setyo Widodo.
Dia berharap selama pelaksanaan operasi berjalan sejak 1,5 bulan melintasi wilayah Gugus Keamanan Laut Armada Timur Indonesia dari pelabuhan Tegal, Provnsi Jawa Tenggah, Sulawesi, Maluku serta Papua dan Papua Barat dapat berjalan lancar sesuai waktu diberikan.
Alan menyebut, KRI KI Hajar Dewantara merupakan kapal perusak kawal berpeluru kendali (SUT). Kapal ini juga merupakan kapal perang latih bagi anggota TNI AL.
KRI Ki Hajar Dewantara merupakan bagian dari armada pemukul (striking force) yang memiliki kemampuan jelajah dan persenjataan yang mumpuni bagi pengawalan dan perlindungan kawasan perairan Republik Indonesia.
Nama KRI Ki Hajar Dewantara diambil dari seorang pahlawan nasional yang juga merupakan Bapak Pendidikan nasional Republik Indonesia.
Beberapa warga Biak tampak menonton keberadaan KRI Ki Hajar Dewantara 364 yang tengah bersandar di pelabuhan laut Biak. (*)
Komandan KRI Ki Hajar Dewantara Kolonel Laut (P) Alan Dahlan di Biak, Senin mengatakan pelaksanaan operasi wilayah laut kepulauan Papua dan Papua Barat untuk mengawasi wilayah teritorial laut Negara Kesatuan Republik Indonesia terhadap aksi pencurian ikan, pembakalan liar dan penyalahgunaan ijin berlayar kapal ikan asing.
"Selama operasi Samudera Jaya 2016 ada beberapa teguran diberikan kepada kapal yang melintas karena diduga melakukan pelanggaran, ya untuk penanganan lebih lanjut atas dugaan pelanggaran ijin kapal dilimpahkan ke Lanal setempat," kata Alan.
Ia mengakui untuk pengamanan wilayah laut di beberapa wilayah kepulauan Papua dan Papua Barat yang mendapat perhatian khusus diantaranya Jayapura, Merauke, Biak, Sorong dan pulau terdepan Mapia Supiori.
"Serta beberapa daerah lain yang dianggap rawan ancaman adanya pelanggaran peraturan laut yang berlaku di dalam Negara Kesatuan republik Indonesia menjadi fokus operasi Samudera Jaya 2016," ujafr Alan didampingi Asisten Intelijen Gugus Keamanan Laut Komando Armada RI Kawasan Timur (Guskamla Armatim) Letkol Laut (P) Setyo Widodo.
Dia berharap selama pelaksanaan operasi berjalan sejak 1,5 bulan melintasi wilayah Gugus Keamanan Laut Armada Timur Indonesia dari pelabuhan Tegal, Provnsi Jawa Tenggah, Sulawesi, Maluku serta Papua dan Papua Barat dapat berjalan lancar sesuai waktu diberikan.
Alan menyebut, KRI KI Hajar Dewantara merupakan kapal perusak kawal berpeluru kendali (SUT). Kapal ini juga merupakan kapal perang latih bagi anggota TNI AL.
KRI Ki Hajar Dewantara merupakan bagian dari armada pemukul (striking force) yang memiliki kemampuan jelajah dan persenjataan yang mumpuni bagi pengawalan dan perlindungan kawasan perairan Republik Indonesia.
Nama KRI Ki Hajar Dewantara diambil dari seorang pahlawan nasional yang juga merupakan Bapak Pendidikan nasional Republik Indonesia.
Beberapa warga Biak tampak menonton keberadaan KRI Ki Hajar Dewantara 364 yang tengah bersandar di pelabuhan laut Biak. (*)