Jayapura (Antara Papua) - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Golkar Provinsi Papua meminta aparat kepolisian segera mengungkap aksi teror bom yang terjadi di halaman kantor sekretariat partai belambang pohon beringin itu pada Rabu (9/11) malam.

Wakil Ketua DPD Partai Golkar Provinsi Papua Paskalis Kosay di Kota Jayapura, Jumat mengatakan aksi teror bom itu baru pertama kali terjadi di halaman kantor yang terletak di Jalan Percetakan Negara, atau hanya satu blok dari Mapolres Jayapura Kota.

"Sebelumnya, beberapa waktu lalu rumah Sekretaris Golkar Papua Marthinus Werimon di teror bom, semalam di halaman Kantor Golkar, ada apa ini," katanya.

Paskalis yang didampingi sesepuh Partai Golkar Paulus Sumino mengatakan bahwa aksi teror itu sudah nyata ditujukan kepada petinggi-petinggi partai, yang motifnya perlu diketahui pasti.

"Ini semua merupakan satu insiden yang hanya mengincar para para eltit politik dari Partai Golkar. Untuk itu, saya minta polisi bekerja secara profesional ungkap persoalan ini," katanya.

Menurut dia, aksi teror bom ini baru pertama kali terjadi disalah satu rumah petinggi Golkar dan sekretariat partai, sehingga bisa diduga ada pihak-pihak yang menginginkan memecah kesolidan internal partai yang kian harmonis.

Sehingga, kata mantan Wakil Ketua DPRP itu, ada baiknya Polda Papua bisa turun tangan ungkap masalah ini. Apalagi, aksi pertama sudah sebulan lalu tapi sampai hari ini belum ada tanda-tanda siapa pelakunya dan peristiwa kedua, pada Rabu (9/11) malam di halaman sekretariat Partai Golkar perlu segera diungkap sehingga masyarakat tahu siapa pelaku dibalik aksi tidak bertanggungjawab tersebut.

"Harapannya Pak Kapolda Papua bentuk tim penyelesaian masalah ini atau mengungkap siapa pelaku. Ini ancaman serius dan bisa saja melebar sehingga timbul korban-korban yang lain. Apalagi ini sedang pilkada yang merupakan agenda nasional, yang harus di seriusi kepolisian untuk diungkap," katanya.

Mantan anggota DPR RI itu bahwa aksi teror bom adalah ancaman serius, tidak boleh dianggap remeh, sehingga kerja keras dan sikap profesional aparat kepolisian dipertaruhkan untuk ungkap masalah ini.

"Saya dengar material diduga bom akan dibawa ke Labfor di Makasar, pasti butuh waktu lama. Saran saya, Pak Kapolda bentuk tim khusus tangani masalah ini, supaya jangan lagi ada bom di rumah atau kantor lainnya," kata Paskalis.

Sementara itu, sesepuh Partai Golkar Papua Paulus Sumino menduga bahwa aksi teror bom bisa dikarenakan persoalan internal atau juga eksternal partai jelang pilkada, sehingga hal itu perlu secepatnya diselesaikan agar tidak melebar dan timbulkan korban jiwa.

"Mungkin ada pihak-pihak yang kecewa dengan kebijakan dan keputusan partai sehingga hal ini terjadi sampai dua kali. Saya tidak menuding siapapun, saya hanya membedah dan mencari solusi," kata mantan anggota DPRP itu.

Senator asal Papua itu juga menambahkan, jika masalah itu datang dari lingkungan partai, ada baiknya diselesaikan secara bijak sehingga tidak membuat kegaduhan ditengah masyarakat Papua.

Pada Rabu (9/11) sekitar pukul 20.30 WIT, di halaman sekretariat Golkar Provinsi Papua terdengar bunyi ledakan yang cukup keras dan mengagetkan staf kantor yang ada pada malam itu.

Ledakan itu, ternyata diduga berasal dari bom ikan atau dopis yang dilemparkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.

Sebulan sebelumnya, rumah Pelaksana Tugas Sekretaris Golkar Papua Marthinus A Werimon diteror bom, yang menyebabkan kaca mobil mini bus hancur serta pagar rumah penyot. (*)

Pewarta : Pewarta: Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024