Ribuan massa pendukung dan simpatisan pasangan calon Yustus Wonda SSos, MSi dan Kirenius Telenggen MCE menghadiri kampanye terbuka yang digelar di Kalome, Distrik Kalome, Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua, pada Kamis (19/1) siang.

Massa pendukung dan simpatisan itu datang dari 52 kampung yang tersebar di tiga distrik, yakni Distrik Kalome, Distrik Waenggi, dan Distrik Wonwi.

Bahkan ada massa pendukung dan simpatisan pasangan nomor urut 1 pilkada di Kabupaten Puncak Jaya, Provinsi Papua ini, datang dari kampung yang berasal dari Distrik Tingginambut.

Umumnya mereka berjalan kaki menempuh puluhan kilometer dari kampung asalnya, yang kebanyakan tinggal di bukit-bukit atau dibalik gunung. Namun tak sedikit diantara mereka yang datang menggunakan kendaraan roda dua atau menumpangi truk.

Diantara para simpastian dan pendukung itu, ada yang menggunakan pakaian tradisional khas pegunungan, misalnya untuk kaum laki-laki memakai "koteka" sebagai penutup aurat, bertelanjang kaki dan dada dengan hiasan kepala dari bulu Kasuari atau burung Cenderawasih dan wajah dihiasi coretan.

Selain itu, pada kedua lengan mereka menggunakan gelang rajutan, tak lupa menggengam busur dan anak panah. Ada juga yang menggenggam parang dan tombak, sebagai simbol seorang lelaki.

Sementara untuk kaum perempuan menggunakan "sali" sebagai penutup aurat, gelang di kedua lengan kiri dan kanan, wajah juga dihiasi dengan coretan. Ada yang bertelanjang kaki dan ada yang pakai sepatu.

Dari jauh, sebelum masuk ketempat kampanye, kaum laki-laki berlari-lari kecil seperti joging sambil meneriakkan yel-yel khas pegunungan. Sedangkan kaum perempuan datang secara bergerombol.

Sebelum dimulai kampanye terbuka atau orasi dari pasangan calon Yustus Wonda dan Kirenius Telenggen, ribuan masyarakat, simpatisan dan pendukung disuguhi menu pada momentum makan bersama.

Makan bersama itu, diawali dengan acara bakar batu (cara masak tradisional) ayam, jagung dan sayur sayuran khas pegunungan seperti daun ubi jalar dan daun pakis hutan.

Kurang lebih 6.000 ekor ayam yang disiapkan dan disajikan oleh Jems K Wonda dan Mendis Wondagire, Ketua Tim Sukses dan Ketua Tim Koalisi pasangan Yustus Wonda dan Kirenius Telenggen untuk ribuan pendukungnya itu.

Pada acara bakar batu ini, terlihat jelas suasana kebersamaan, pola gotong royong yang menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Kaum pria mempunyai tugas mencari kayu dan batu.

Batu disusun sedemikian rupa berbentuk kubus, diselingi kayu yang akan dibakar bersama dengan batu. Kemudian dibuat lubang dengan diameter satu hingga dua meter sebagai tempat untuk memasak.

Setelah batu dibakar dan dianggap sudah menyerap panas, dipindahkan ke lubang yang telah disiapkan tadi. Setelah itu, batu panas yang disusun mengelilingi lubang oleh kaum pria, ditutupi dengan daun pandan hutan atau alang-alang, yang akan ditaruh ayam, jagung dan sayur mayur, dan diatasnya ditutup lagi dengan dedaunan atau alang-alang, ini bisa dilakukan hingga tiga lapis. Ini menjadi tugas kaum perempuan.

Cara masak seperti ini yang disebut bakar batu, atau pada umumya bisa disebut diungkep, yakni menggunakan panas batu untuk memasak makanan, kira-kira sejam lamanya, sebelum dibagi dan disantap bersama.

Seperti pada kegiatan pada umumnya, kampanye yang dipadukan dengan acara bakar batu itu diawali dengan doa bersama dan ibadah singkat yang dipimpin oleh seorang pendeta.

Orasi di depan pendukung
Selanjutnya, calon Bupati Puncak Jaya Yustus Wonda berorasi di hadapan ribuan pendukung dan simpatisannya dengan menggunakan bahasa daerah. Dalam orasi itu juga diselingi dengan bahasa Indonesia.

"Terima kasih, masyarakat dari tiga distrik bisa hadir ditempat ini termasuk masyarakat dari kampung dan distrik lainnya. Saya dan Pak Kirenius Telenggen inginkan perubahan, membangun Puncak Jaya maju seperti daerah lainnya," katanya dalam orasi.

Yustus Wonda juga menyampaikan sudah saatnya putra asli Puncak Jaya memimpin negeri, sehingga apa yang menjadi impian rakyat bisa terpenuhi.

"Jika kami menjadi pimpinan di Puncak Jaya, putera asli daerah ini akan kami angkat menjadi sekretaris daerah. Sehingga bisa membantu kami menjalankan pemerintahan ini dengan baik dan benar," katanya disambut yel-yel oleh ribuan pendukungnya.

Pada kampanye itu, Yustus Wonda juga menyinggung soal pembangunan di sektor pendidikan dan kesehatan yang dinilai belum maksimal, karena banyak Puskesmas atau Pustu yang ditinggal pergi petugasnya karena tidak siap bertugas ditempat terpencil dan penuh tantangan.

Begitu juga, di sektor pendidikan, banyak guru yang tidak berada di tempat, atau yang pindah tugas ke sektor lainnya.

"Ini, hal utama yang akan kami perhatikan. Kami akan kirim anak-anak Puncak Jaya untuk bersekolah di dua bidang ini, dengan harapan mereka bisa kembali datang untuk mengabdi membangun negeri," ujarnya.

"Pembangunan di sektor infrastruktur juga menjadi prioritas kami, seperti jalan tembus ke distrik-distrik dan pembangunan jembatan, akan kami lakukan. Karena dengan adanya jalan penghubung yang bisa dilewati oleh kendaraan roda dua dan empat, maka geliat pembangunan ditingkat bawah akan semakin baik, anak-anak bisa bersekolah," katanya berjanji.

Setelah berorasi, tokoh masyarakat dari 52 kampung yang datang dari Distrik Kalome, Distrik Waenggi dan Distrik Wonwi bersepakat menyatakan sikap untuk memberikan dukungan suara sebanyak 24 ribu lebih kepada pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Yustus Wonda dan Kirenius Telenggen.

Komitmen untuk memberikan suara ini, dinyatakan dengan memberikan noken secara simbolis kepada pasangan yang diusung oleh Partai PPP, PKPI, PBB dan PKB.

Noken yang berisi surat kesepakatan sebagai tanda suara yang diberikan itu, dikalungkan secara bergantian oleh wakil dari 52 tokoh masyarakat itu kepada Yustus Wonda yang didampingi calon Wakil Bupati Kirenius Telenggen, Ketua Tim Sukses dan Ketua Tim Koalisi, Jems K Wonda dan Mendis Wondagire.

Pemberian suara secara simbolis itu membuat pasangan nomor urut satu, Yustus Wonda dan Kirenius Telenggen menitikkan air mata.

"Kami, warga dari tiga distrik telah berkomitmen memberikan suara dukungan kepada Yustus Wonda dan Kirenius Telenggen. Suara itu nantinya kami akan kawal hingga pencoblosan pada 15 Februari 2017 dan sampai pada penghitungan di KPU," kata salah satu tokoh masyarakat. (*/Adv)


Pewarta : Pewarta: Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024