Jayapura (Antara)- Unit Percepatan Pembangunan Kesehatan Papua (UP2KP) menggandeng Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Papua (DPRP) untuk melakukan sidak terkait kehabisan stok obat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abepura

"Kami sudah bentuk tim dan akan menggandeng Komisi V DPRP untuk melakukan sidak di RSUD Abepura terkait obat yang habis," kata Sekretaris Umum UP2KP Alexander Krisifu ketika dikonfirmasi, pada Minggu.

Menurut dia, tim UP2KP bersama Komisi V DPRP akan melakukan inpeksi mendadak/sidak di rumah sakit itu pada Selasa (25/4).

Pihaknya melakukan sidak berdasarkan laporan kehabisan obat yang diterima

"Dari laporan yang kami terima itu, UP2KP langsung berkoordinasi dengan ketua Komisi V DPRP Yakoba Lokbere dan beliau bersedia bersama anggotanya untuk turun bersama ke rumah sakit," ujarnya.

"Kami akan turun melakukan survei dilapangan dulu untuk mencari tahu berbagai permasalahan yang ada di rumah sakit barulah kami ketemu direktur untuk mendiskusikan berbagai permasalahan di rumah sakit itu," ujarnya.

Pertemuan dengan direktur itu guna untuk memberikan saran dan masukan demi perbaikan rumah sakit kedepan.

"Kami harapkan pelayanan di rumah sakit ini tetap jalan jangan sampai karena stok obat habis menyebabkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat tidak berjalan dengan baik," ujarnya.

Dari data yang diterima dilaporkan saat ini obat paracetamol, dexa, asam mafenamat, ciprofloxasisn, cefriaxon dan beberapa obat emergensi di RS Abepura sudah habis.

Kehabisan obat ini menyebabkan pasien membeli obat di luar rumah sakit yakni di Apotik.

Laporan lainnya yang diterima yakni pekerjaan di RSUD Abepura hingga kini belum terealisasi karena belum di tentukan SK PPTK.

Kantong sampah di rumah sakit sudah habis sehingga sampah berserakan diarel rumah sakit. Tempat pembakaran limbah tidak dioperasikan.

Ruangan bocor kiri kanan, AC tidak berfungsi ditiap ruangan rawat inap, air tidak mengalir. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024