Timika (Antara Papua) - Kepala Bappeda Mimika Simon Motte mengatakan ruas jalan Trans Papua yang menghubungkan Timika-Wagete, ibu kota Kabupaten Deiyai yang segera terhubung dalam waktu dekat diyakini akan mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi warga di wilayah Kabupaten Paniai dan sekitarnya.

"Tentu kita menyambut positif upaya dan kerja keras pemerintah melalui Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah VIII Ditjen Bina Marga Kementerian PU-PR yang telah membangun ruas jalan Timika-Wagete. Meskipun kondisi geografis yang dilalui sangat berat dan menantang, namun ruas jalan ini sudah bisa terhubung tahun ini. Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Kabupaten Paniai, Deiyai, dan Dogiyai," kata Simon, Rabu.

Simon yang merupakan putra asli Kabupaten Paniai itu mengakui pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Paniai dan sekitarnya selama ini agak tersendat lantaran suplai barang kebutuhan pokok masyarakat harus bergantung dari Nabire.

Sedangkan jarak tempuh dari Nabire ke Wagete maupun Enarotali, ibu kota Kabupaten Paniai, sekitar 240 kilometer hingga 270 kilometer dengan waktu hingga belasan jam.

Adapun jarak tempuh dari Timika ke Wagete melalui ruas jalan yang dibangun tersebut hanya sekitar 180 kilometer. Sedangkan waktu tempuh dengan pesawat terbang hanya sekitar 20-25 menit.

"Dari sisi jarak tempuh saja sudah beda jauh. Tentu ini akan menekan dari sisi biaya, waktu dan lainnya," jelas Simon.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum Mimika Robert Dominggus Mayaut mengatakan sesuai laporan dari pihak BBPJN VIII Provinsi Papua, ruas jalan Trans Papua yang menghubungkan Timika-Wagete akan terhubung pada akhir tahun ini.

"Kalau tidak ada hambatan, sekitar Oktober atau November tahun ini jalan tersebut sudah bisa difungsionalkan," kata Robert.

Ruas jalan Trans Papua Timika-Wagete tersebut dikerjakan oleh dua satuan kerja (satker) PJN VIII Provinsi Papua yaitu Satker Timika dan Satker Paniai dari masing-masing arah.

Tahun ini Satker Timika mengerjakan ruas jalan sejauh dua kilometer dari sisi selatan, sementara Satker Paniai dari sisi utara akan mengerjakan ruas jalan sejauh empat kilometer.

Pejabat Pembuat Komitmen 27 Satuan Kerja PJN Papua di Timika Erick Fonataba beberapa waktu lalu mengatakan hingga akhir 2016 ruas jalan yang belum tersambung hanya sekitar 6-7 kilometer.

Pekerjaan jalan tersebut cukup berisiko karena menempuh medan yang cukup berat melalui gunung-gunung dengan tingkat kemiringan yang cukup terjal.

"Dengan topografi seperti itu tentu tingkat kesulitan jauh lebih tinggi. Kami mengantisipasinya dengan mempersiapkan berbagai peralatan yang memadai," kata Erick.

Ruas jalan tersebut dikerjakan dari arah Timika sejak 2007.

"Titik nolnya dimulai dari persimpangan Pelabuhan Rakyat (Pelra) Paumako lalu menuju persimpangan Mayon Kuala Kencana sepanjang lebih dari 40 kilometer. Dari persimpangan Mayon selanjutnya menuju persimpangan Kapiraya sepanjang 71 kilometer. Dari arah simpang Kapiraya menuju ke titik persambungan yang dikerjakan dari arah Wagete sepanjang sekitar 43,5 kilometer," jelas Erick.

Di sepanjang ruas jalan tersebut, telah dibangun sejumlah jembatan panjang dengan bentangan hingga ratusan meter seperti di Sungai Mimika, Sungai Kyura, Sungai Rawawe I dan 2 serta Sungai (Kali Kabur). (*)

Pewarta : Pewarta: Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024