Jayapura (Antara Papua) - Tenaga kesehatan di Provinsi Papua menuntut jaminan keamanan saat mereka bertugas, sehubungan dengan adanya insiden pemukulan terhadap dokter dan perawat oleh sanak keluarga pasien meninggal di RSUD Abepura pada Rabu (10/5).

Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) Persatuan Perawatan Nasional Indonesia (PPNI) Kota Jayapura Yoma Lisapaly, mengungkapkan hal itu di Jayapura, Senin.

Ia menyatakan sikap menolak dengan tegas segala bentuk tindakan teror, intimidasi dan kekerasan baik secara fisik, mental maupun spiritual terhadap tenaga kesehatan di mana pun berada.

"Kami meminta kepada Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Gubernur Papua, Pangdam XVII Cenderawasih dan Kapolda Papua untuk dapat memberikan jaminan keamanan bagi tenaga perawat dalam melaksanakan tugas di mana pun berada," katanya.

Menurut Yoma, pihaknya juga meminta Kapolda Papua mengusut tuntas segala bentuk kekerasan yang menimpa tenaga perawat serta menghukum pelaku kekerasan sesuai ketentuan hukum yang berlaku.

"Kami juga meminta Gubernur Papua memberikan imbalan jasa yang pantas bagi jasa perawat dalam melaksanakan tugas penuh tantangan," ujarnya.

Sebelumnya, sanak keluarga dari Derta Murib, pasien yang meninggal dunia dalam perawatan medis di RSUD Abepura pada Rabu (10/5) mengamuk karena beranggapan dokter dan para medis yang menanganinya tidak bekerja maksimal.

Sanak keluarga pasien berkumpul di depan IGD RSUD Abepura sejak pukul 19.45 WIT, hingga terjadi kerusuhan.

Sempat terjadi adu mulut antara keluarga pasien dengan petugas kesehatan terutama perawat jaga dan dokter IGD sehingga mencuat kerusuhan. (*)

Pewarta : Pewarta: Hendrina Dian Kandipi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024