Wamena (Antara Papua) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memberikan pelatihan kepada mama-mama Papua di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, tentang cara mengolah umbi jalar menjadi aneka ragam makanan misalnya keju.
Soekarno selaku pendamping Kebun Raya Biologi Wamena yang juga peneliti LIPI, di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa, mengatakan selain pelatihan mengolah ubi jalar menjadi keju, mama- mama Papua juga diajak membuat donat, roti, kerupuk dan permen berbahan dasar ubi jalar.
"Setelah pelatihan, sudah ada mama-mama yang buat donat berbahan dasar ubi untuk dipasarkan, tetapi memang agak susah pemasaran jadi mereka baru jual ke sekolah-sekolah. Kegiatan ini sudah berjalan sebulan," kata Soekarno.
Ia menambahkan bahwa tahap awal pelatihan yang dimulai April lalu, baru melibatkan tiga kelompok mama-mama, misalnya kelompok yang di Wesaput dan Pikhe.
"Selama ini yang kami lihat ubi cukup banyak, tetapi pengolahaannya lebih banyak dibakar serta digoreng sehingga kami dorong untuk pelatihan," katanya.
LIPI mengharapkan setelah pembinaan itu, mama-mama pribumi melanjutkan pengetahuan yang sudah dimiliki agar menjadi sumber penghasilan tambahan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga.
"Ada juga beberapa contoh hasil produksi mama-mama Papua yang kami kirim untuk dipamerkan di Bogor," katanya.
Ia menambahkan bahwa dalam pelatihan tersebut, LIPI bekerja sama dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kabupaten Jayawijaya serta Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Wamena. (*)
Soekarno selaku pendamping Kebun Raya Biologi Wamena yang juga peneliti LIPI, di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Selasa, mengatakan selain pelatihan mengolah ubi jalar menjadi keju, mama- mama Papua juga diajak membuat donat, roti, kerupuk dan permen berbahan dasar ubi jalar.
"Setelah pelatihan, sudah ada mama-mama yang buat donat berbahan dasar ubi untuk dipasarkan, tetapi memang agak susah pemasaran jadi mereka baru jual ke sekolah-sekolah. Kegiatan ini sudah berjalan sebulan," kata Soekarno.
Ia menambahkan bahwa tahap awal pelatihan yang dimulai April lalu, baru melibatkan tiga kelompok mama-mama, misalnya kelompok yang di Wesaput dan Pikhe.
"Selama ini yang kami lihat ubi cukup banyak, tetapi pengolahaannya lebih banyak dibakar serta digoreng sehingga kami dorong untuk pelatihan," katanya.
LIPI mengharapkan setelah pembinaan itu, mama-mama pribumi melanjutkan pengetahuan yang sudah dimiliki agar menjadi sumber penghasilan tambahan dalam pemenuhan kebutuhan keluarga.
"Ada juga beberapa contoh hasil produksi mama-mama Papua yang kami kirim untuk dipamerkan di Bogor," katanya.
Ia menambahkan bahwa dalam pelatihan tersebut, LIPI bekerja sama dengan Badan Perencanaan dan Pembangunan (Bappeda) Kabupaten Jayawijaya serta Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian (Stiper) Wamena. (*)