Timika (Antara Papua) - Dinas Peternakan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua menjamin ketersediaan daging ayam dan daging sapi maupun telur ayam menghadapi hari raya Idul Fitri 1438 Hijriah.

Kepala Dinas Peternakan Mimika Yosefin Sampelino di Timika, Minggu, mengatakan pasokan daging ayam dan daging sapi beku ke Timika dari Surabaya melalui sejumlah pengusaha atau distributor cukup lancar.

Saat ini yam beku dijual Rp35 ribu/kg dan daging sapi beku dijual Rp120 ribu/kg di tingkat pengecer di Pasar Sentral Timika.

"Untuk daging sapi, daging ayam dan telur, kami jamin tidak bakal kekurangan stok atau terjadi kelangkaan selama menghadapi hari raya Lebaran bahkan sampai Lebaran nanti," kata Yosefin.

Menurut dia, kini terdapat sekitar 10 orang pengusaha (distributor) yang rutin memasukan daging ayam dan daging sapi ke Timika dari Surabaya.

Kebutuhan daging sapi dan daging ayam selama ini dipasok dari luar daerah terutama dari Surabaya dan Merauke (daging sapi segar) lantaran tidak adanya produksi lokal.

Menghadapi hari raya seperti Lebaran dan Natal, katanya, para pengusaha sudah mengantisipasi lonjakan permintaan masyarakat terhadap daging sapi dan daging ayam.

"Pengusaha sudah tahu persis berapa banyak kebutuhan daging ayam dan daging sapi di Timika selama hari raya. Mereka sudah mengantisipasi itu. Selama bertahun-tahun tidak ada masalah, lancar-lancar saja, terkecuali di Jawa memang sedang terjadi kelangkaan maka sudah tentu akan berpengaruh sampai di Papua," jelas Yosefin.

Adapun kebutuhan telur untuk menghadapi Lebaran, Disnak Mimika tetap berkomitmen untuk tidak merekomendasikan pengusaha atau distributor mendatangkannya dari luar daerah terutama dari Jawa guna melindungi usaha para peternak lokal di Timika.

Apalagi saat ini produksi telur lokal di Timika cukup melimpah hingga 8,5 ton per hari. Telur lokal dijual dengan harga Rp60 ribu per rak di tingkat pedagang pengecer di Pasar Sentral Timika.

Yosefin mengatakan jajarannya rutin melakukan pemeriksaan kualitas daging yang dijual di berbagai pasar di Timika maupun supermarket dan gudang distributor agar menjamin kualitas daging yang dijual layak untuk dikonsumsi masyarakat.

"Secara rutin kami mengambil sampel daging yang dijual lalu diperiksa di Laboratorium Kesehatan Hewan Dinas Peternakan untuk pemeriksaan sebaran mikroba dan lainnya. Kalau menjelang hari-hari raya, biasanya kami melakukan sidak hingga dua-tiga kali sebulan. Jika ditemukan daging yang tidak layak dikonsumsi, kami tarik dari pasaran untuk dimusnahkan," jelasnya. (*)

Pewarta : Pewarta: Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024