Biak (Antara Papua) - General Manager PT Pertamina (Persero) Marketing Operasional Region (MOR) 8 Maluku-Papua Made Adi Putra mengungkapkan, investasi pendirian stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) masih terhambat dengan ketersediaan lahan tanah.

"Pertamina mendorong setiap Pemkab dapat membantu penyediaan lahan untuk pendirian SPBU, ya perusahaan daerah dimiliki Pemkab juga mempunyai peluang mengelola stasiun pengisian bahan bakar umum," kata GM Pertamina MOR 8 Maluku-Papua Made Adi Putra seusai syukuran peluncuran BBM jenis Dexlite di SPBU Biak, Selasa.

Made menyebutkan besaran dana investasi yang dibutuhkan untuk membangun sebuah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di luar pengadaan tanah seluas 3.000 meter persegi sekitar Rp4 miliar hingga Rp8 miliar.

Jika lokasi SPBU berada di tempat yang strategis, lanjut Made, maka modal investasi yang disiapkan semakin tinggi, tetapi pengembalian balik modalnya juga semakin cepat.

"Jangka waktu balik modalnya jika investasi SPBU dibangun sekitar 5 tahun hingga 12 tahun. Ya, hasilnya bergantung pada omzet atau penjualan setiap harinya," ungap Made Adi Putra,

Made menyebutkan SPBU dapat melayani konsumen kendaraan bermotor dan pengguna lainnya yang berhak sesuai dengan ketentuan, khususnya di darat.

Untuk kebutuhan BBM jenis Pertalite di Biak, menurut Made, sesuai dengan tingkat penyaluran berkisar di atas 20 KL.

"Peluang membuka investasi SPBU di wilayah kerja Pertamina MOR 8 Maluku-Papua masih terbuka, ya kami akan melihat prospek secara ekonomi dan kebutuhan," ungkap Made.

Peresmian penjualan BBM jenis Dexlite untuk kali pertama di Provinsi Papua dilakukan Asisten II Sekda Biak Mahasunu S.IP dan GM Pertamina MOR 8 Maluku-Papua Made Adi Putra dipusatkan di SPBU 84941001 SR Lawari Jalan Sudirman Wafnor Distrik Biak Kota.(*)

Pewarta : Pewarta: Muhsidin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024