Jayapura (Antara Papua) - Dinas Kesehatan Provinsi Papua menyosialisasikan pengendalian faktor risiko penyakit tidak menular (PTM) kepada pers atau media massa di Kota Jayapura, Senin.

Sosialisasi itu digelar di kantor Dinkes Papua dengan mengundang sekelompok wartawan dari beberapa media massa, di antaranya wakil dari Tabloidjubi.com, Harian Pagi Papua, Harian Cenderawasih Pos, Harian Bintang Papua, Kabarpapua.co, dan Antara.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Provinsi Papua dr Aaron Rumainum MKes menyebutkan pula, penyakit tidak menular (PTM) yang patut diwaspadai, seperti diabetes, jantung, penyakit paru menahun, kanker dan lainnya. Selain itu, penyakit menular akhir-akhir ini sering mencuri perhatian masyarakat setempat.

"Kami rasa perlu untuk menyampaikan kepada wakil media yang kami undang, dengan harapan bisa menyebarluaskan kepada masyarakat bahwa PTM datang sewaktu-waktu, apalagi jika sudah di atas umur 40 tahun, risikonya sangat tinggi, dengan faktor risikonya itu bisa ada karena perilaku, lingkungan, dan fisiologis," katanya pula.

Menurut dia, PTM itu terbagi dalam beberapa faktor risiko, di antaranya faktor risiko perilaku biasanya karena merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih, kurang aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stres.

Lalu, faktor risiko lingkungan biasanya dari polusi udara, jalan raya dan kendaraan yang tidak layak, infrastruktur yang tidak mendukung pengendalian PTM, dan stres sosial.

"Sedangkan PTM dari faktor risiko fisiologis itu karena obesitas, gangguan metabolisem kolesterol dan tekanan darah tinggi. Dilihat dari jenis PTM, seperti disebutkan tadi yakni penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes melitus, penyakit paru menahun, dan gangguan akibat kecelakaan serta tindak kekerasan," katanya pula.

Dokter Aaron mencontohkan pemeriksaan awal kesehatan kepada 700 aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemprov Papua pada 2016, didapati 70 orang atau 10 pesen di antaranya berpotensi diabetes.

"Nah, ini menunjukkan bahwa diabetes ada di dekat kita, bisa kena karena faktor risiko tadi. Diabetes itu hanya 10 persen disebabkan karena faktor keturunan, sisanya karena faktor risiko yang tadi disampaikan," kata dia.

Di sela sosialisasi, dokter Aaron meminta stafnya untuk mengukur berat badan, lingkar badan, tekanan darah dan cek gula darah dari perwakilan media yang diundang.

"Hasil tesnya dari rekan wartawan yang hadir, dua di antaranya berpotensi obesitas.

"Ini bisa karena keturunan atau karena itu tadi, faktor risiko dari PTM seperti pola makan yang tidak teratur, makanan yang berkabohidrat lebih, dan bisa karena konsumsi makan cepat saji dan gula yang tinggi. Saya sarankan makanlah makanan rendah kalori seperti buah dan sayuran serta olahraga teratur," katanya pula. (*)

Pewarta : Pewarta: Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024