Jayapura (Antara Papua) - Tim sosialisasi dan monitor evaluasi pengarusutamaan gender yang dipimpin Brigjen Pol Bambang Usadi mengunjungi Mapolres Merauke, Kabupaten Merauke, Papua, pada Kamis.

Tim yang beranggotakan Kombes Pol DR Waraswan Marbun, AKBP Sriwulandari dan Kabid Hukum Polda Papua Kombes Pol Alfred Papare diterima oleh Waka Polres Merauke Kompol Marthin W Asmuruf mewakili Kapolres AKBP Bahara Marpaung di ruang data Mapolres.

Pada momentum itu, Kompol Asmuruf menyampaikan selamat datang kepada tim dan rombongan yang telah menyediakan waktu untuk mengunjungi Mapolres Merauke yang terletak di selatan Papua.

"Selamat datang di Polres Merauke yang rata seluas mata memandang, Indonesia mini dalam Bhineka Tunggal Ika, yang selalu menjaga toleransi antarumat beragama, lumbung pangan nasional di Tanah Animha, Kota Rusa Merauke dengan motto izakod bekay, izakod kai atau satu hati, satu tujuan," katanya.

Asmuruf melaporkan bahwa jumlah Polwan yang ada di Polres Merauke sebanyak 35 anggota. Sedangkan yang ikut kegiatan pada hari ini sebanyak 20 anggota, para kabag, para kasat dan tiga perwakilan Polsek, yaitu Polsek Merauke Kota, Polsek Kawasan Pelabuhan laut dan Polsek Tanah Miring.

"Sekali lagi selamat datang dan terima kasih tim dapat datang melihat kami di ujung timur bagian selatan NKRI," kata Asmuruf.

Bambang Usai menyampaikan terima kasih untuk penyambutan mulai dari Bandara Mopah hingga ke Mapolres Merauke.

"Terima kasih atas penyambutannya di bandara tadi, saya turun dan dapat bersilahturahim dengan bapak Danrem 174/ATW dan beliau juga sampaikan bahwa Merauke ini datar yang merupakan lumbung pangan nasional dengan sawahnya hijau sepanjang mata memandang," katanya.

"Kami dapat hadir di sini untuk memberikan sosialisasi dan monev pengarusatamaan ender di Polres Merauke. Dari Sabang sampai Merauke akhirnya kami sampai juga di bumi Animha, Kota Rusa," katanya.

Kegiatan itu dilanjutkan dengan pemberian materi paparan oleh Kombes Pol DR Warasman Marbun yang menerangkan pengertian responsif gender, yaitu suatu kebijakan, program, kegiatan dan penganggaran yang memperhatikan perbedaan kebutuhan, pengalaman dan aspirasi laki-laki dan perempuan.

"Tugas profesional seseorang `Do ut des` dengan ciri-ciri yaitu kepercayaan, ketaatan, kepatuhan, keberhasilan dan keuntungan dlam hubungan kerja," kata Warasman.

Menurut dia, manusia yang professional jangan bosan di kritik, secara umum kemampuan pria dengan wanita dalam tugas tidak ada bedanya dapat setara apabila, mempunyai pendidikan yang memadai, mempunyai pengetahuan, mempunyai ketrampilan, mempunyai kemampuan mengidentifikasi masalah dan mampu memecahkan masalah.

"Dalam bertugas pria dan wanita pasti sama, jika mendapatkan kesempatan yang sama pula," katanya. (*)

Pewarta : Pewarta: Alfian Rumagit
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024