Jayapura (Antara Papua)- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua mencanangkan gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat (Gema Cermat) di Jayapura, Selasa.

Pencanangan Gema Cermat dilakukan pada momentum sosialisasi kebijakan Direktorat Pelayanan Kefarmasian yang dikoordinir oleh Dinas Kesehatan Provinsi Papua, yang berlangsung sehari di Aula Politekknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jayapura.

Di sela-sela sosialisasi sekaligus pencanangan gerakan itu, Kepala Dinas Kesehatan Papua drg Aloysius Giyai mengajak petugas farmasi, apoteker dan tenaga kesehatan berkontribusi dalam memberikan obat yang baik serta memberikan kejelasan yang baik pula kepada masyarakat selaku pengguna obat.

"Saya jarang melihat petugas komunikasi cara minum obat yang baik kepada masyarakat. Tidak cukup dengan memberikan penjelasan terkait cara minum obat yang baik, tetapi harus juga disampaikan kepada masyarakat bahwa kalau tidak minum obat sampai habis nanti menimbulkan resisten atau dampaknya seperti ini," ujarnya.



Penjelasan lainnya, kata dia, kalau misalnya gejala penyakit hilang tidak boleh lagi minum obat.

Misalnya, golongan obat antibiotik atau golongan obat analgesik, dijelaskan juga kepada masyarakat agar diketahui.

Elon Sirait, salah satu staf Direktorat Pelayanan Kefarmasian Kementerian Kesehatan mengatakan gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat adalah upaya bersama dari pemerintah untuk memberdayakan masyarakat agar supaya lebih cerdas dalam menggunakan obat.

"Selama ini kita lihat banyak masalah terjadi di masyarakat yang menggunakan obat tidak rasional. Misalnya, menggunakan obat antibiotik tanpa resep dokter, penggunaan obat yang tidak sesuai dengan ketentuan karena dosisnya berlebihan, lama penggunaan obat yang tidak tepat, hal ini berpotensi menimbulkan masalah di masyarakat," ujarnya.

Bertolak dari hal-hal itu, maka Kementerian Kesehatan mencanangkan Gema Cermat agar supaya masyarakat lebih rasional dan masyarakat terhindar dari masalah-masalah akibat penggunaan obat yang salah.

Sementara itu, Ketua Panitia Pelaksana Gema Cermat Ponidin mengemukakan penggunaan obat yang rasional merupakan salah satu langkah dalam upaya pembangunan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman dan bermutu.

Diperkirakan 50 jenis obat yang diresepkan dan digunakan secara tidak tepat.

Selain peresepan obat yang tidak rasional dan kurangnya informasi mengenai penggunaan obat oleh tenaga kesehatan, penggunaan obat yang tidak rasional juga dilakukan oleh masyarakat.

Juga kepatuhan dalam menggunakan obat maupun dalam upaya pengobatan sendir atau sua midikasi.

Sua medikasi adalah upaya pengobatan diri yang dilakukan oleh masyarakat sebelum mendatangani fasilitas pelayanan kesehatan.

"Hal ini menyebabkan meningkatnya kasus penggunaan obat yang tidak rasional semakin tinggi. Untuk itu, dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran, kepedulian, pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pemilihan dan penggunaan obat secara tepat dan rasional maka peran apoteker menjadi sangat penting," ujarnya.

Gerakan serempak
Oleh karena itu, Ponidin mengajak para pihak untuk melakukan gerakan serempak dan berkesinambungan secara nasional.

Gerakan ini mulai dilakukan sejak 2015 dan pada Selasa (8/8) akhirnya gerakan ini dapat dilaksanakan di Kota Jayapura.

"Gerakan ini disebut dengan istilah gerakan masyarakat cerdas menggunakan obat (Gema Cermat). Maksud dilaksanakan Gema Cermat yakni untuk meningkatkan penggunaan obat secara rasional di masyarakat," ujarnya.

"Kegiatan ini dilaksanakan dengan metode pertemuan dengan presentasi, diskusi dan interaktif dengan masyarakat," sambungnya.

Dia menuturkan, jumlah peserta yang hadir dalam acara itu sebanyak 165 orang, yang terdiri dari berbagai unsur yakni tenaga apoteker yang bekerja di unit layanan kesehatan sebanyak 50 orang, Dinas Kesehatan Kota Jayapura sebanyak 10 orang, Puskesmas Kotaraja beserta kader posyandu sebanyak 10 orang, puskesmas Hedam beserta kader posyandu sebanyak 10 orang.

Selanjutnya, peserta dari PKK Provinsi Papua sebanyak 15 orang, PKK Kota Jayapura, 15 orang, ibu-ibu Bhayangkari Polda Papua 10 orang, ibu-ibu Persit Kodam XVIII Cenderawasih Jayapura 10 orang, ibu-ibu galasenafsi sebanyak 10 orang, KNPI Kota Jayapura 15 orang, dan Dinas Kesehatan Provinsi Papua sebanyak 10 orang.

Ia menambahkan, sumber pembiayaan kegiatan tersebut dari APBN yakni dari Kementerian Kesehatan tepatnya di Direktorat Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan tahun 2017. (*)

Pewarta : Pewarta: Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024