Jayapura (Antara Papua) - Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJP) Papua Syarwan menilai perbankan di provinsi paling timur Indonesia itu kurang mempromosikan keberadaan kredit Usaha Rakyat (KUR) sehingga hingga kini realisasinya dianggap sangat kecil.

"Bank di Papua kurang mempromosikan KUR, tidak seperti di Jawa padahal bunganya rendah," ujar Syarwan, di Jayapura, Rabu.

Ia menyebut hingga kini program KUR di Papua baru terealisasi kepada 5.804 debitur dengan total nilai Rp253,2 miliar.

"Penyaluran KUR tersebut sangat rendah dibandingkan dengan target penyaluran nasional di 2017 yang mencapai Rp110 triliun," kata dia.

Dari data yang dikeluarkan Kantor Wilayah DJP Papua, terlihat sebagian besar KUR tersalur pada KUR Retail dengan jumlah realisasi mencapai Rp165,15 miliar lebih dan diberikan kepada 1.543 debitur.

Sedangkan pada sektor mikro, KUR disalurkan kepada 4.261 debitur dengan nilai realisasi Rp88,02 miliar.

Untuk sektor mikro, BRI menjadi bank dengan debitur terbanyak di Papua. Hingga kini sudah ada 3.423 debitur dengan realisasnya Rp70,21 miliar lebih.

Di bagian retail, jumlah debitur dan realisasi dikuasai oleh Bank Mandiri. Hingga kini bank tersebut sudah menyalurkan KUR sebanya Rp116,56 miliar lebih untuk 1.341 debitur. (*)

Pewarta : Pewarta: Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024