Timika (Antara Papua) - Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Provinsi Papua segera menindak para kepala puskesmas yang tidak pernah aktif alias mangkir bertugas.

Kepala Dinkes Mimika Philipus Kehek di Timika, Jumat, mengatakan ada sejumlah kepala puskesmas yang tidak pernah aktif di tempat tugas mereka.

Salah satunya yaitu Kepala Puskesmas Amar di Distrik Amar, Mimika Barat.

"Saya baru pulang dari Amar beberapa hari lalu. Kepala Puskesmasnya tidak pernah ada di tempat tugas sejak Januari sampai sekarang," kata Kehek.

Menanggapi kondisi itu, Dinkes Mimika berencana melaporkan hal itu ke Bupati Mimika Eltinus Omaleng. Pasalnya, pengangkatan pejabat Kepala Puskesmas melalui Surat Keputusan Bupati Mimika.

"Kami akan lapor ke bupati untuk segera diganti sebab yang mengangkat mereka ialah Bupati Mimika," kata Kehek.

Ia meminta semua kepala puskesmas betah berada di tempat tugas mereka untuk memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat di wilayah masing-masing.

Lebih dari itu, katanya, puskesmas merupakan ujung tombak terdepan dalam pelayanan kesehatan masyarakat sehingga dapat mendeteksi berbagai penyakit yang diderita oleh warga, apalagi jika penyakit tersebut berpotensial mewabah dan kemudian menjadi kejadian luar biasa/KLB.

Situasi serupa ditemukan oleh Tim Investigasi Dinkes Mimika di Puskesmas Jita.

Akibat kekosongan petugas medis di wilayah yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Asmat itu, terjadi beberapa kasus kematian warga selama periode Juli hingga awal Oktober.

"Hanya empat petugas di Puskesmas Jita, semua bidannya. Kepala Puskesmasnya lagi berkeliaran di Timika. Kami sudah panggil dan arahkan agar segera kembali ke tempat tugas," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan pada Dinkes Mimika Marcelino Mameyau.

Berdasarkan laporan hasil investigasi Dinkes Mimika baru-baru ini, disebutkan bahwa pada 1 Oktober 2017 terdapat seorang balita di Jita atas nama Jufita Mataya meninggal dunia karena sakit batuk disertai sesak napas.

Saat itu, Puskesmas Jita dalam kondisi kosong tanpa petugas medis.

Lantaran itu, petugas kesehatan dari Satgas Pos Batalyon Infanteri 754 Eme Neme Kangasi di Kampung Pece memberikan pengobatan dan menganjurkan orang tuanya membawa Jufita dirujuk ke Timika.

Namun belum sempat dibawa ke Timika, korban sudah meninggal dunia.

Tim Investigasi Dinkes Mimika dalam laporannya juga menemukan kasus kematian warga karena sakit pada 28 September, 11 Agustus dan dua orang pada Juli 2017.

"Yang dilaporkan meninggal di Jita memang saat tidak ada petugas Puskesmas di sana," kata Marcelino.

Hasil wawancara Tim Investigasi Dinkes Mimika dengan Badan Musyawarah Kampung Pece, Distrik Jita menguak kenyataan bahwa banyak warga setempat terserang penyakit diare.

Menurut dia, tak ada alasan tenaga kesehatan meninggalkan Puskesmas sebab setiap Puskesmas di wilayah pesisir Mimika telah dibekali alat transportasi laut berupa perahu fiber dua unit dilengkapi mesin berbobot 40PK dua unit. (*)

Pewarta : Pewarta: Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024