Wamena (Antara Papua) - Pemerintah dan pemuda di Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, tidak menggelar upacara peringatan Sumpah Pemuda 28 Oktober 2017, karena Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) setempat yang biasanya memotori peringatan tersebut, masih terbelenggu dengan permasalahan dualisme kepengurusan.

"Sekarang kan ada dualisme kepemimpinan jadi upacara sengaja ditiadakan. Teman-teman dari Dinas Pemuda dan Olahraga yang seharusnya mengkoordinir tidak ada di tempat jadi untuk Jayawijaya kita tiadakan upacaranya," kata Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Jayawijaya Yohanis Walilo, di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Sabtu.

Menurut dia, dualisme kepemimpinan KNPI yang terjadi pada tingkat pusat, provinsi hingga kabupaten itu harus diselesaikan agar pemuda bisa bersatu.

"Ini yang perlu kita luruskan supaya pemuda jangan terpecah-pecah," katanya.

Akibat dualisme itu, keterlibatan organisasi pemuda secara nyata dalam mendorong majunya pembangunan di daerah sangat kurang.

"Kalau keterlibatan pemuda secara perorangan itu memang ada, tetapi secara organisasi belum karena ada kevakuman kepemimpinan untuk KNPI. Sekitar 3-4 tahun belakangan ini mengalami kevakuman," katanya.

Ia memastikan KNPI Kabupaten Jayawijaya yang mendapat dukungan dari pemerintah adalah KNPI versi Konferensi Luar Biasa (KLB) di Bali, yang pada tingkat Kabupaten Jayawijaya dipimpin oleh Ishak Wetipo, sementara pada tingat Provinsi Papua dipimpin oleh Martinus Werimon.

"KNPI yang Ishak Wetipo ini yang melapor sehingga mendapat mandat, dan pemerintah memberikan dukungan kepada mereka. Sementara yang satunya (KNPI) versi yang lama tidak pernah melapor jadi kita tidak tahu," katanya.

Walau terjadi dualisme organisasi pemuda di Jayawijaya, Sekda mengimbau masyarakat, terutama pemuda agar pada momentum Sumpah Pemuda ikut serta melanjutkan perjuangan yang telah dilakukan oleh pendahulu.

"Saya pikir pemuda sekarang mempunyai tanggungjawab yang besar untuk mengkoordinir semua pemuda dalam berbagai kegiatan, supaya pemuda hidup dan memberikan kontribusi penuh kepada pemerintah dan masyarakat karena pemuda itukan bisa bikin apa saja. Melalui wadah pemuda, pemuda di Jayawijaya bisa menyalurkan minat dan bakat mereka melalui organisasi induk yang ada," katanya. (*)

Pewarta : Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024