Dogiyai (Antara Papua) - Babinsa Koramil 1705-06/Moanemani Serka Depris Pipa beserta tiga rekannya menggelar komunikasi sosial (komsos) di pabrik kopi di Kampung Kimipugi, Distrik Kamuu, Kabupaten Dogiyai, Provinsi Papua, Senin (30/10).
Pabrik kopi yang menjadi tujuan komsos para Babinsa itu merupakan milik Didimus Tebai.
Komsos tersebut merupakan salah satu sarana komunikasi sosial yang dilaksanakan oleh satuan kewilayahan koramil dengan tujuan untuk mengetahui dan melihat secara langsung kegiatan yang ada di wilayah binaannya.
"Kegiatan ini juga bertujuan merekatkan hubungan para Babinsa dan karyawan-karyawan demi mewujudkan kemanunggalan TNI dengan rakyat dan menjaga hubungan yang baik dan harmonis antara babinsa dengan masyarakat sekaligus untuk memantau situasi wilayah," ujar Serka Depris.
Ia memotivasi Didimus Tebai untuk meningkatkan kualitas kopi dan mengembangkan usaha yang ada di sekitar tanah luas yang belum dioptimalkan, untuk dijadikan lahan pertanian/perkebunan terutama untuk pengembangan tanaman kopi.
Sementara Didimus Tebai sebagai pemilik pabrik kopi itu mengeluhkan soal gedung/ bangunan masih terbuat dari papan, alat penggilingannya pun masih kurang, serta biji kopi pun masih banyak yang didatangkan dari Nabire.
Padahal, dulu Moanemani merupakan perkebunan kopi terbesar, yang kini sudah jarang terlihat tanaman kopi.
Didimus Tebai mengharapkan perhatian dari pemerintah daerah setempat untuk membantu merehab bangunan pabrik kopi itu.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Babinsa yang sudah datang mengunjungi kami di pabrik kopi ini," ujarnya. (*/adv)
Pabrik kopi yang menjadi tujuan komsos para Babinsa itu merupakan milik Didimus Tebai.
Komsos tersebut merupakan salah satu sarana komunikasi sosial yang dilaksanakan oleh satuan kewilayahan koramil dengan tujuan untuk mengetahui dan melihat secara langsung kegiatan yang ada di wilayah binaannya.
"Kegiatan ini juga bertujuan merekatkan hubungan para Babinsa dan karyawan-karyawan demi mewujudkan kemanunggalan TNI dengan rakyat dan menjaga hubungan yang baik dan harmonis antara babinsa dengan masyarakat sekaligus untuk memantau situasi wilayah," ujar Serka Depris.
Ia memotivasi Didimus Tebai untuk meningkatkan kualitas kopi dan mengembangkan usaha yang ada di sekitar tanah luas yang belum dioptimalkan, untuk dijadikan lahan pertanian/perkebunan terutama untuk pengembangan tanaman kopi.
Sementara Didimus Tebai sebagai pemilik pabrik kopi itu mengeluhkan soal gedung/ bangunan masih terbuat dari papan, alat penggilingannya pun masih kurang, serta biji kopi pun masih banyak yang didatangkan dari Nabire.
Padahal, dulu Moanemani merupakan perkebunan kopi terbesar, yang kini sudah jarang terlihat tanaman kopi.
Didimus Tebai mengharapkan perhatian dari pemerintah daerah setempat untuk membantu merehab bangunan pabrik kopi itu.
"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Babinsa yang sudah datang mengunjungi kami di pabrik kopi ini," ujarnya. (*/adv)