Timika (Antara Papua) - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A), Kabupaten Mimika, Provinsi Papua mengajak para orangtua agar ikut mengantisipasi pergerakan predator anak yang semakin marak di wilayah itu.
"Kami berharap orangtua harus ikut mengawasi pergerakan para predator anak ini. Peran orang tua harus awasi anak bergaul dengan siapa saja, jangan sampai teman bergaul anak itu adalah predator seks bagi mereka," kata Ketua P2TP2A Mimika, Syane Mandesy di Timika, Rabu.
Syane mengatakan peringatan ini disampaikan kepada seluruh orangtua, mengingat belum lama ini baru saja terbongkar kasus pencabulan anak dibawah umur yang mana korban tidak berani melaporkan hal ini selama berbulan-bulan karena berbagai ancaman.
"Saya kemarin sudah cek kasus pencabulan guru SMP kepada siswanya yang baru saja terbongkar. Sekarang P2T2A terus dampingi penanganan kasus ini," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat bersama para staf di P2TP2A untuk terus memantau kasus-kasus ini sampai ke tingkat pengadilan.
"Sekarang itu lagi trend laki-laki suka dengan anak-anak kecil, atau yang biasa disebut pedofil. Makanya orang tua itu harus awasi jangan kita anggap saudara padahal dia punya niat jahat sama anak kita," kata Syane.
Ia menambahkan bahwa saat ini P2TP2A telah menangani sebanyak 40 kasus yang meliputi kasus pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), penelantaran dan kasus perceraian.
"Dari empat puluh kasus ini yang paling banyak itu kasus penelantaran keluarga," ujarnya. (*)
"Kami berharap orangtua harus ikut mengawasi pergerakan para predator anak ini. Peran orang tua harus awasi anak bergaul dengan siapa saja, jangan sampai teman bergaul anak itu adalah predator seks bagi mereka," kata Ketua P2TP2A Mimika, Syane Mandesy di Timika, Rabu.
Syane mengatakan peringatan ini disampaikan kepada seluruh orangtua, mengingat belum lama ini baru saja terbongkar kasus pencabulan anak dibawah umur yang mana korban tidak berani melaporkan hal ini selama berbulan-bulan karena berbagai ancaman.
"Saya kemarin sudah cek kasus pencabulan guru SMP kepada siswanya yang baru saja terbongkar. Sekarang P2T2A terus dampingi penanganan kasus ini," ujarnya.
Ia mengatakan, pihaknya telah melakukan rapat bersama para staf di P2TP2A untuk terus memantau kasus-kasus ini sampai ke tingkat pengadilan.
"Sekarang itu lagi trend laki-laki suka dengan anak-anak kecil, atau yang biasa disebut pedofil. Makanya orang tua itu harus awasi jangan kita anggap saudara padahal dia punya niat jahat sama anak kita," kata Syane.
Ia menambahkan bahwa saat ini P2TP2A telah menangani sebanyak 40 kasus yang meliputi kasus pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT), penelantaran dan kasus perceraian.
"Dari empat puluh kasus ini yang paling banyak itu kasus penelantaran keluarga," ujarnya. (*)