Jayapura (Antara Papua)  - Seorang pendulang emas tradisional di Kampung Kimberly, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, Provinsi Papua, terpaksa berjalan kaki sekitar tiga jam untuk mencapai kota Tembagapura guna mendapatkan pengobatan, pada Selasa.

Pria berusia lanjut ini hanya bisa berjalan kaki karena tidak ada kendaraan bermotor dari Kampung Kimberly, lantaran kampung itu tengah dikuasai oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Aparat kepolisian dan TNI pun belum berani masuk ke kampung itu karena mengkhawatirkan bentrokan senjata dengan KKB.

Kapendam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf M. Aidi membenarkan hal itu ketika dikonfirmasi Antara dari Jayapura.

"Salah satu warga Kimbely itu diantar oleh isteri kepala suku Silfina Kenampe Omaleng, dan isteri dari kepala kampung Kalti Beanal. Mereka bertiga berjalan kaki hingga ke Polsek Tembagapura," ujarnya.

Saat tiba di dekat Polsek Tembagapura, pria itu dipapah oleh seorang anggota polri dan seorang prajurit TNI menuju lokasi pelayanan medis.

"Korban yang terlihat lemah itu harus berjalan kaki sekitar tiga jam, sehingga harus dipapah saat tiba di dekat Polsek Tembagapura," kata Kolonel Aidi.

Aidi mengapresiasi kedua wanita yang mengantar pria pendulang emas tradisional yang sedang sakit itu.

Versi Polri maupun TNI, pria pendulang emas itu dilepas KKB karena sedang sakit.

Disebutkan KKB tidak mengijinkan para lelaki keluar dari kampung baik yang ada di Kimbely maupun Banti, dan hanya mengizinkan para ibu untuk untuk mengambil bantuan yang disiapkan Pemda Mimika.

Belum diketahui secara pasti penyakit apa yang diderita Sugiyono.

Sedangkan kedua wanita yang mengantar Sugiyono, setelah berbelanja dan mengambil bantuan bahan makanan langsung kembali ke Kimbely dan Banti. (*)


Pewarta : Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024