Timika (Antara Papua) - Pemerintah Kabupaten Mimika, Provinsi Papua menyatakan siap menampung dan mengurus seribuan lebih warga pengungsi dari beberapa kampung sekitar Kota Tembagapura yang kini diduduki oleh kelompok kriminal bersenjata/KKB.

Wakil Bupati Mimika Yohanis Bassang kepada Antara di Timika, Jumat, mengatakan pemerintah daerah dan masyarakat setempat melalui paguyuban suku masing-masing siap menampung para pengungsi dari Tembagapura itu.

"Sewaktu-waktu kalau ada evakuasi warga dari Banti, Kimbeli dan Utikini, maka kami siap mendukung dan membantu aparat keamanan. Sudah tentu bukan hanya Pemda, masyarakat yang lain terutama paguyuban suku-suku masing-masing sudah siap untuk itu, yang terpenting masyarakat segera dievakuasi dari kampung-kampung itu," kata Bassang.

Informasi yang dihimpun Antara di Timika, sejak Jumat pagi aparat gabungan TNI-Polri yang tergabung dalam Satgas Terpadu Operasi KKB Papua telah masuk ke Kampung Utikini, Kimbeli dan Banti untuk menyelamatkan sekitar 1.300 warga yang selama lebih dari dua pekan terisolasi karena KKB menduduki tempat pemukiman mereka.

Hingga Jumat siang, upaya evakuasi seribuan warga sipil itu masih terus berlangsung dibawah tekanan dan ancaman tertembak oleh kelompok separatis bersenjata yang selama beberapa pekan terakhir secara masif menyerang aparat keamanan, fasilitas dan kendaraan milik PT Freeport maupun warga sipil.

Wakil Bupati Mimika menegaskan meski kewenangannya terbatas, dengan segala sumber daya yang tersedia maka para pengungsi dari Tembagapura itu dipastikan akan ditangani secara baik.

Bassang berjanji akan berkoordinasi dengan sejumlah paguyuban seperti Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu (KKJB), Kerukunan Keluarga Bugis, Ikatan Keluarga Toraja, Kerukunan Keluarga Buton Sulawesi Tenggara dan lainnya yang warganya selama ini terjebak atau terisolasi di Banti, Kimbeli dan Utikini Lama.

"Kalau warga pendatang saya kira tidak ada persoalan. Yang perlu dipikirkan bagaimana dengan warga asli Papua dari kampung-kampung itu. Ini yang perlu penanganan khusus," jelasnya.

Siapkan rumah pribadinya
Bahkan Bassang menyiapkan rumah pribadinya dan rumah jabatan Wakil Bupati Mimika untuk dapat digunakan menampung pengungsi jika mereka tidak memiliki sanak saudara atau keluarga di Timika.

"Kalau memang ada yang tidak punya keluarga, sebagian bisa ditampung di rumah saya atau di rumah jabatan Wabup. Saya tidak setuju kalau ditampung di satu lokasi karena nanti mereka kesulitan air bersih, makan-minum, belum lagi kesehatan mereka. Sebaiknya mereka langsung ditangani oleh pengurus kerukunan keluarga masing-masing," ujarnya.

Sesuai rencana awal, para pengungsi yang akan dievakuasi dari Tembagapura akan ditempatkan pada beberapa lokasi di Timika seperti di Gedung Eme Neme Yauware, Gedung Tongkonan dan Sekretariat Kerukunan Keluarga Jawa Bersatu/KKJB di Jalan Budi Utomo ujung.

Sejak akhir pekan lalu, Pemkab Mimika telah mengirim dua kontainer bahan kebutuhan pokok untuk disalurkan ke warga yang bermukim di kampung-kampung sekitar Tembagapura yang dikuasai oleh KKB.

Bahan pokok tersebut disediakan di dekat Kantor Polsek Tembagapura lantaran aparat tidak berani masuk ke kampung-kampung tersebut untuk menyalurkannya.

Wabup Yohanis Bassang berharap permasalahan yang terjadi di Tembagapura itu segera teratasi dengan cara-cara persuasif yang mengedepankan persahabatan, persaudaraan, dan kekeluargaan agar di kemudian hari tidak muncul masalah baru. (*)

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024