Jayapura (Antaranews Papua) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Papua menyarankan Dinkes Kabupaten Asmat agar melakukan imunisasi sebagai respon kejadian luar biasa (KLB) serta pemberian makanan tambahan dan juga vitamin A guna menangani kasus kematian 59 balita di kabupaten tersebut.

Kepala Bidang Pemberantasan Penyakit Menular (P2M) Dinkes Provinsi Papua dr Aaron Rumainum di Jayapura, Selasa, mengemukakan langkah-langkah yang disarankan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi kepada Dinkes Asmat yakni jangka pendek, harus dilakukan imunisasi respon terhadap KLB.

"Langkah ini sudah dilakukan oleh Dinkes Kabupaten Asmat, saat ini sedang berjalan," ujarnya.

Lanjut dia, pemberian vitamin A dalam dua dosis selama dua hari, sekaligus penguburan status gizi. Pemberian makanan tambahan untuk balita gizi buruk dan juga gizi kurang.

Kemudian, kata dia, jangka menengah yakni harus dilakukan imunisasi besar-besaran di 2018 di seantero Kabupaten Asmat.

"Jadi bukan hanya imunisasi campak saja, tetapi difteri, tetanus, hepatitis B dan BSG untuk penyakit tuber kulosis (TB), juga harus imunisasi," ujarnya.

Aaron menyebutkan, hal ini sudah menjadi rekomendasi dari Rapat Kerja Kesehatan Daerah (Rakerkesda) kedua yang digelar oleh Dinkes Provinsi Papua pada 2017 lalu.

"Bukan hanya Asmat tapi juga 14 kabupaten lainnya yang ada di Provinsi Papua yang juga imunisasinya menurun," ujarnya.

Empat belas kabupaten itu, tambah dia, di antaranya Kabupaten Puncak, Paniai, Deiyai, Dogiyai, Mamberamo Tengah, Lanny Jaya, Tolikara, Yahukimo, Asmat, Waropen, dan Kabupaten Nduga.

Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua Aloysius Giyai menyebutkan sebanyak 59 balita di Kabupaten Asmat meninggal dunia karena terkena campak.

"Dari informasi atau data dari Dinkes Kabupaten Asmat yang terbaru yang kami terima pada Senin (16/1), sebanyak 59 balita meninggal karena campak, terhitung sejak September 2017 hingga 15 Januari 2018," katanya.(*)

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024