Jayapura (Antaranews Papua) - Sebanyak 4.471 guru SMA/SMK di Papua hingga kini belum menerima gaji bulan Januari 2018 karena masalah administrasi yang belum tuntas akibat terjadinya pengalihan dari kabupaten/kota ke propinsi.
"Memang benar ada guru sma/smk di Papua belum menerima gaji bulan Januari," kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Pengajaran Papua Protasius Lobya kepada Antara di Jayapura, Senin.
Ia mengatakan keterlambatan pembayaran gaji guru SMA/SMK itu terkait masalah administrasi yang belum tuntas karena adanya pengalihan dari kabupaten/kota ke propinsi.
Akibatnya data dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) kabupaten/kota juga belum dilimpahkan ke Badan Kepegawaian Nasional (BKN).
Selain itu, dari data yang dikirim Dinas Pendidikan kabupaten/kota ke BKD ternyata ada guru yang sudah beralih profesi dan menjadi pejabat, namun namanya tetap tercatat.
"Karena itu dari 4.646 guru SMA/SMK yang terdata setelah dilakukan pemutahiran tercatat 175 orang diantaranya sudah beralih profesi," kata Lobya.
Menurut dia, sebagian besar gaji guru sudah siap dibayarkan dan dari data yang diterima tercatat 544 guru yang datanya belum lengkap.
"Mudah-mudahan proses administrasi cepat diselesaikan sehingga gaji para guru dapat segera dibayarkan," ujar Protasius.
Beberapa guru secara terpisah mengatakan akibat belum menerima gaji menyebabkan keluarga mengalami kesulitan keuangan.
Apalagi kami masih ada kredit di bank sehingga dikhawatirkan kena denda (*)
"Memang benar ada guru sma/smk di Papua belum menerima gaji bulan Januari," kata Sekretaris Dinas Pendidikan dan Pengajaran Papua Protasius Lobya kepada Antara di Jayapura, Senin.
Ia mengatakan keterlambatan pembayaran gaji guru SMA/SMK itu terkait masalah administrasi yang belum tuntas karena adanya pengalihan dari kabupaten/kota ke propinsi.
Akibatnya data dari Badan Kepegawaian Daerah (BKD) kabupaten/kota juga belum dilimpahkan ke Badan Kepegawaian Nasional (BKN).
Selain itu, dari data yang dikirim Dinas Pendidikan kabupaten/kota ke BKD ternyata ada guru yang sudah beralih profesi dan menjadi pejabat, namun namanya tetap tercatat.
"Karena itu dari 4.646 guru SMA/SMK yang terdata setelah dilakukan pemutahiran tercatat 175 orang diantaranya sudah beralih profesi," kata Lobya.
Menurut dia, sebagian besar gaji guru sudah siap dibayarkan dan dari data yang diterima tercatat 544 guru yang datanya belum lengkap.
"Mudah-mudahan proses administrasi cepat diselesaikan sehingga gaji para guru dapat segera dibayarkan," ujar Protasius.
Beberapa guru secara terpisah mengatakan akibat belum menerima gaji menyebabkan keluarga mengalami kesulitan keuangan.
Apalagi kami masih ada kredit di bank sehingga dikhawatirkan kena denda (*)