Agats (Antaranews Papua) - Lembaga Pengembangan Masyarakat Amungme dan Kamoro (LPMAK) Timika, siap mendukung penanganan campak dan gizi buruk yang terjadi di Kabupaten Asmat pascapencabutan status KLB Campak oleh Bupati Asmat, Elisa Kambu pada Senin (5/2).
Wakil Sekretaris Eksekutif LPMAK Bidang Pendukung Program, Kristianus Ukago di Agats, Rabu, mengatakan hal yang penting yaitu penanganan pasien campak dan gizi buruk atau gizi kurang pascapencabutan status KLB.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan para pihak di kabupaten Asmat seperti Dinas Kesehatannya, ataupun Keuskupan Agats untuk bersinergi. Apa yang bisa kami lakukan akan kami lakukan. Untuk itu perlu ada koordinasi yang intens," kata Kristianus.
Menurut Kristianus, pihaknya telah mengamati, mendengar dan merasakan secara langsung kondisi yang dialami oleh balita di Asmat, untuk itu maka pihaknya akan berupaya untuk ambil bagian secara langsung bukan saja melalui bantuan sosial kemanusiaan dalam bentuk bahan makan tetapi juga akan mengirim tim kesehatan melalui Biro Kesehatan yang ada di LPMAK.
"Untuk itu rencana-rencana penanganan yang direncanakan oleh pihak Keuskupan Agats maupun pihak Pemkab setempat akan kami sampaikan kepada pimpinan untuk dapat bersama-sama menentukan langkah yang dapat kami ambil untuk penanganan pascapencabutan status tersebut," ujar Kristianus.
Untuk langkah awal, kata Kristianus, pihaknya akan mengutus Biro Kesehatan LPMAK untuk melakukan monitoring dan sekaligus penanganan jika ditemukan kasus gizi buruk atau campak di distrik-distrik yang berbatasan dengan kabupaten Mimika ataupun sebaliknya di distrik-distrik Mimika yang berbatasan dengan kabupaten Asmat.
"Kalau kita lihat salah satu wilayah yang kasus campak dan gizi buruk cukup parah adalah Distrik Pulau Tiga dan itu adalah distrik perbatasan dengan kabupaten Mimika. Untuk itu penting dilakukan sinergitas semua pemangku kepentingan termasuk kami segera mengirim tim ke sana," katanya.
Sementara itu, terkait langkah konkrit lainnya akan didiskusikan lagi bersama dengan Pimpinan LPMAK sekembalinya ke Timika.
Koordinator Umum KLB Campak dan Gizi Buruk Keuskupan Asmat, Pastor Hendrik Hada Pr mengatakan bahwa Bupati Asmat telah memberikan kepercayaan kepada timnya untuk menangani pasien di dua distrik dan satu distrik pesisir. Untuk itu pihaknya akan membangun koordinasi dengan pihak LPMAK untuk membantu penanganan pasien yang kemudian mengarah pada pendampingan sosial dan ekonomi masyarakat.
"Tentu dalam hal ini kita tidak bisa terus memberikan mereka makan. Tetapi dalam hal ini kemudian dilakukan pendekatan-pendekatan yang dapat merubah mentalitas masyarakat terhadap pendidikan, ekonomi dan kesehatan yaitu pola hidup sehat," ujarnya.
Untuk itu ia menyambut baik kehadiran LPMAK untuk mendukung penangan pasien termasuk pemberdayaan masyarakat yang diharapkan dapat merubah polah hidup menjadi lebih baik mengingat LPMAK sendiri telah berpengalaman dalam hal pendampingan dan pemberdayaan masyarakat tujuh suku di Mimika.
"Secara kultur, suku Kamoro di Mimika dan suku Asmat di Kabupaten Asmat memiliki kemiripan. Sehingga sudah tentu penanganan dan pendekatan akan sama dan dengan bantuan LPMAK kami yakin ada perubahan yang lebih baik kedepannya," ucap Hendrik. (*)
Wakil Sekretaris Eksekutif LPMAK Bidang Pendukung Program, Kristianus Ukago di Agats, Rabu, mengatakan hal yang penting yaitu penanganan pasien campak dan gizi buruk atau gizi kurang pascapencabutan status KLB.
"Kami akan terus berkoordinasi dengan para pihak di kabupaten Asmat seperti Dinas Kesehatannya, ataupun Keuskupan Agats untuk bersinergi. Apa yang bisa kami lakukan akan kami lakukan. Untuk itu perlu ada koordinasi yang intens," kata Kristianus.
Menurut Kristianus, pihaknya telah mengamati, mendengar dan merasakan secara langsung kondisi yang dialami oleh balita di Asmat, untuk itu maka pihaknya akan berupaya untuk ambil bagian secara langsung bukan saja melalui bantuan sosial kemanusiaan dalam bentuk bahan makan tetapi juga akan mengirim tim kesehatan melalui Biro Kesehatan yang ada di LPMAK.
"Untuk itu rencana-rencana penanganan yang direncanakan oleh pihak Keuskupan Agats maupun pihak Pemkab setempat akan kami sampaikan kepada pimpinan untuk dapat bersama-sama menentukan langkah yang dapat kami ambil untuk penanganan pascapencabutan status tersebut," ujar Kristianus.
Untuk langkah awal, kata Kristianus, pihaknya akan mengutus Biro Kesehatan LPMAK untuk melakukan monitoring dan sekaligus penanganan jika ditemukan kasus gizi buruk atau campak di distrik-distrik yang berbatasan dengan kabupaten Mimika ataupun sebaliknya di distrik-distrik Mimika yang berbatasan dengan kabupaten Asmat.
"Kalau kita lihat salah satu wilayah yang kasus campak dan gizi buruk cukup parah adalah Distrik Pulau Tiga dan itu adalah distrik perbatasan dengan kabupaten Mimika. Untuk itu penting dilakukan sinergitas semua pemangku kepentingan termasuk kami segera mengirim tim ke sana," katanya.
Sementara itu, terkait langkah konkrit lainnya akan didiskusikan lagi bersama dengan Pimpinan LPMAK sekembalinya ke Timika.
Koordinator Umum KLB Campak dan Gizi Buruk Keuskupan Asmat, Pastor Hendrik Hada Pr mengatakan bahwa Bupati Asmat telah memberikan kepercayaan kepada timnya untuk menangani pasien di dua distrik dan satu distrik pesisir. Untuk itu pihaknya akan membangun koordinasi dengan pihak LPMAK untuk membantu penanganan pasien yang kemudian mengarah pada pendampingan sosial dan ekonomi masyarakat.
"Tentu dalam hal ini kita tidak bisa terus memberikan mereka makan. Tetapi dalam hal ini kemudian dilakukan pendekatan-pendekatan yang dapat merubah mentalitas masyarakat terhadap pendidikan, ekonomi dan kesehatan yaitu pola hidup sehat," ujarnya.
Untuk itu ia menyambut baik kehadiran LPMAK untuk mendukung penangan pasien termasuk pemberdayaan masyarakat yang diharapkan dapat merubah polah hidup menjadi lebih baik mengingat LPMAK sendiri telah berpengalaman dalam hal pendampingan dan pemberdayaan masyarakat tujuh suku di Mimika.
"Secara kultur, suku Kamoro di Mimika dan suku Asmat di Kabupaten Asmat memiliki kemiripan. Sehingga sudah tentu penanganan dan pendekatan akan sama dan dengan bantuan LPMAK kami yakin ada perubahan yang lebih baik kedepannya," ucap Hendrik. (*)