Jayapura (Antaranews Papua) - Pemerintah Provinsi Papua mengklaim telah mendorong masyarakat di Kabupaten Asmat untuk menanam pisang dan sukun yang hasilnya bisa dijadikan makanan pokok dan memperkuat ketahanan pangan di wilayah tersebut.

"Asmat ini kan daerah rawa, jadi selama ini kita dorong masyarakat untuk menanam pohon pisang dan sukun yang bisa menjaga ketahanan pangan," ujar Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Papua, Semuel Siriwa, di Jayapura, Senin.

Ia mengungkapkan dengan adanya Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan gizi buruk di Asmat, pihaknya akan terus membantu bibit tanaman tersebut agar ke depan kejadian serupa bisa dihindari.

"Tanaman-tanaman tersebut bisa menjadi pengganti beras, apa lagi kalau jenisnya Pisang Tanduk. Kita masih akan siapkan bibit-bibit tersebut," kata dia.

Menurutnya untuk saat ini masyarakat di Asmat belum dapat didorong untuk menanam jenis tanaman pangan dengan pola hidorponik karena penerapannya membutuhkan sosialisasi dan pendampingan yang konsisten.

"Kalau ingin menerapkan sistem hidroponik, masyarakat di Asmat belum bisa menerima secara baik karena pola tersebut butuh teknologi tinggi dan pendampingan," katanya.

"Sementara kita dorong yang sifatnya alamiah yang tidak butuh pemeliharan yang intens," sambung Siriwa.

Seperti diberitakan sebelumnya, tercatat sebanyak 72 anak meninggal akibat campak dan gizi buruk sampai ditetapkannya KLB berakhir. Sebanyak 66 orang meninggal akibat campak dan enam orang meninggal karena gizi buruk.

Sejak September 2017 hingga 4 Februari 2018 tercatat kasus meninggal di rumah sakit sebanyak delapan orang dan sisanya ditemukan di kampung. Pasien rujuk ke RSUD Agats baru dilakukan pada 20-22 Januari 2018. (*)

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024