Wamena (Antaranews Papua) - Kepolisian Resor Jayawijaya, Provinsi Papua, meminta warga menyerahkan aktor provokator konflik antarkampung di Distrik Kurima dan Distrik Assolokobal yang hingga kini masih berlangsung dan telah menyebabkan seorang pria tewas dianiaya warga.

Kapolres Jayawijaya AKBP Yan Pieter Reba di Wamena, Ibu Kota Kabupaten Jayawijaya, Kamis, mengatakan kepolisian akan mengambil tindakan tegas terhadap provokator tersebut apabila tidak diserahkan.

"Saya kasih waktu buat mereka tiga hari untuk menyerahkan pelaku, dari hari ini sampai hari Sabtu. Kalau tidak kita ambil tindakan tegas," katanya.

Yan Pieter mengatakan memang sempat terjadi aksi blokade ruas jalan menggunakan kayu palang dan benda lainnya secara bersamaan di kedua kubu yang bertikai, namun salah satu pihak telah membuka palang itu, sementara pihak lain masih memalang.

Kapolres Yan memastikan pendekatan persuatif tetap diutamakan dalam penyelesaian kasus tersebut, namun kasus ini tidak boleh dibiarkan berlarut-larut.

"Mereka (warga Assolokobal) sudah bersedia untuk membuka palang jalan untuk menjamin kelancaran aktivitas masyarakat. Tetetapi untuk masyarakat Kurima, belum karena pelaku belum diserahkan kepada kita (polisi)," katanya.

Terkait aktor pembuat konflik yang belum diserahkan, polisi telah melakukan pertemuan dengan ke dua pihak dan mengharapkan tidak adanya aktivitas saling mengawasi antarwarga.

"Saya sudah perintahkan (palang) harus dibuka hari ini, kemudian untuk masyarakat yang ada di sekitar Assolokobal dan sekitarnya ini masih jaga-jaga (saling mengawasi) karena pelaku belum diserahkan kepada kita. Ini perlu pendekatan yang baik sehingga tidak terjadi konflik kecurigaan yang nanti menimbulkan perang suku antarakelompok itu," katanya.

Selain pelaku kekerasan dan perampasan yang menyebabkan konflik, polisi juga mengharapkan warga menyerahkan pelaku pembunuhan seorang pria, yang merupakan kasus lanjutan dari konflik warga antarkampung tersebut. (*)

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024