Jayapura (Antaranews Papua) - Manajemen PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region VIII (MOR VIII) Maluku-Papua membagikan hadiah kepada konsumen pertalite sebagai realisasi program "Untungnya Pertalite" yang dilaksanakan tiap senin pada minggu pertama dan ketiga Maret 2018.

Unit Manager Communication dan CSR Pertamina MOR VIII Eko Kristiawan, di Jayapura, Senin, menjelaskan untuk mengikuti program tersebut, konsumen cukup membeli pertalite minimal Rp20 ribu untuk kendaraan roda dua dan Rp150 ribu untuk kendaraan roda empat.

Tiap konsumen yang membeli pertalite selama pukul 08.00 hingga 11.00 WIT dengan nominal yang telah ditentukan, akan berkesempatan menarik "lucky dip" dengan hadiah utama telepon genggam.

Ia menyatakan bahwa program itu merupakan bentuk layanan dan apresiasi Pertamina atas loyalitas konsumen yang selama ini antusias menggunakan bahan bakar kendaraan jenis pertalite.

"Dengan program ini konsumen yang beruntung akan mendapatkan hadiah menarik yang bermanfaat setiap pembelian pertalite. Semoga program ini dapat sukses diselenggarakan guna optimalisasi layanan kepuasan pelanggan Pertamina," ujarnya.

Sementara Agustinus Gandili, salah satu konsumen beruntung yang mendapatkan hadiah utama mengaku sangat senang dan mengharapkan program seperti ini rutin dilaksanakan.

"Motor saya selalu diisi dengan pertalite, karena lebih terasa irit dan enteng tarikanya. Tidak disangka sekarang mendapatkan handphone, terima kasih Pertamina," katanya.

Sebelumnya Manager Fuel Retail Marketing Pertamina MOR VIII Fanda Chrismianto mengatakan Pertamina akan memperkuat sarana-prasarana Terminal BBM (TBBM) untuk meperluas jangkauan pemasaran Bahan Bakar Khusus (BBK) jenis pertalite dan dexlite.

Menurut dia, hingga kini belum ada target resmi yang diberikan manajemen pusat terkait pemasaran BBK.

Namun, ia meyakini pada 2018 angkanya akan terus bertambah dibanding tahun sebelumnya.

"Kami belum diberikan target, tapi kalau di 2017 perkembangannya pesat. Saat akhir triwulan I 2017 persentase pengguna premium masih 81 persen, lalu pada akhir 2017 tinggal 53 persen, sisanya sudah mulai beralih ke pertalite," katanya. (*)

Pewarta : Dhias Suwandi
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024