Jayapura (Antaranews Papua) - Dinas Kesehatan masing-masing kabupaten di Provinsi Papua masih mempertahankan "Gerakan Toki Pintu" (ketuk pintu) Tuberkulosis guna menjaring pasien yang mengalami penyakit tersebut untuk mendapat pengobatan.

"`Gerakan Toki Pintu` TB masih dipertahankan, jadi kader-kader dari rumah ke rumah menanyakan ada batuk segera diperiksa, sehingga penemuan TB di Papua sudah bagus," kata Kepala Seksi TB dan Malaria Dinas Kesehatan Provinsi Papua Marthen Robaha di Jayapura, Kamis.

Ia mengatakan hingga kini "Gerakan Toki Pintu" masih berjalan dari rumah ke rumah. Di Kabupaten Mimika gerakan itu dinamakan "TB Cepat".

Marthen mengatakan sebagian kabupaten masih mempertahankan gerakan itu, sedangkan kabupaten lain sudah tidak menerapkan gerakan itu.

Namun, kata dia, rata-rata para kader yang bertugas di wilayah pedalaman Papua menyarankan kepada warga bahwa apabila batuk berkepanjangan segera ke puskesmas untuk diperiksa.

Dinas Kesehatan Provinsi Papua mencanangkan "Gerakan Toki Pintu" TB saat memperingati Hari TB Sedunia pada 21 Maret 2017.

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua drg Aloysius Giyai mengatakan sebenarnya "Gerakan Toki Pintu" merupakan gerakan nasional yang sudah dicanangkan Kementerian Kesehatan yang disebut dengan "Gerakan Ketuk Pintu".

Namun, di Papua gerakan itu disesuaikan dengan dialog Papua disebut "Gerakan Toki Pintu". Gerakan itu dilakukan dalam rangka pengendalian penyakit Tuberkulosis.

Kepala Unit Pelaksana Teknis AIDS, TB, dan Malaria Dinkes Papua Beeri Wopari mengemukakan "Gerakan Toki Pintu" merupakan kegiatan yang oleh kader atau masyarakat di kampung-kampung.

"Mereka akan berkunjung ke rumah masyarakat yang tersebar di kampung-kampung kemudian `toki pintu` dan berdiskusi dengan anggota keluarga itu," ujarnya.

Ia menambahkan dalam diskusi disampaikan tentang masalah penyakit TB dan dicari di satu keluarga itu apakah ditemukan yang menghadapi tanda atau gejala TB.(*)

Pewarta : Musa Abubar
Editor : Editor Papua
Copyright © ANTARA 2024