Wamena (Antaranews Papua) - Manajemen PT PLN Rayon Wamena, Kabupaten Jayawijaya, Provinsi Papua, hingga kini masih kesulitan untuk memangkas sejumlah pohon yang tumbuh di halaman milik masyarakat adat, meskipun pohon tersebut rentan mengganggu jaringan listrik.

Manajer PLN Wamena Djunaidi melalui Supervisi Distribusi PLN Marianus Renjaan di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Rabu, mengatakan ranting pohon yang sulit dipangkas itu rentan mengganggu jaringan listrik yang berdampak pada pemadaman listrik.

PLN mengharapkan Pemerintah Jayawijaya membangun pendekatan dengan warga adat pemilik pohon yang menghalangi jaringan listrik agar mudah dipangkas sehingga penerangan listrik tidak terhambat.

"Kendala kita juga sebenarnya di perambahan pohon. Di sini pohon lebih tinggi dari jaringan yang ada. Harapan kita kepada pemerintah mungkin ada pendekatan dengan masyarakat supaya kita dari PLN ketika ke lapangan, mudah untuk pangkas pohon. Kadang kita sulit pangkas sebab masyarakat larang," katanya.

Ia mengharapkan masyarakat mendukung PLN agar tidak kesulitan memangkas pohon yang menghalangi jaringan, dan masyarakat juga bisa mendapat penerangan tanpa gangguan, misalnya mati lampu.

PLN Wamena menggunakan sistem diesel dan juga menggunakan sistem pembangkit listrik tenaga micro hidro (PLTMH), namun pelayanan bisa saja terganggu jika terjadi musim kemarau atau pendistribusian BBM dari Jayapura terkendala.

Berdasarkan data pemerintah Jayawijaya, sebanyak 50 kampung di Kabupaten Jayawijaya belum terlayani listrik dari PLN, sehingga mereka masih mengandalkan pelita.

Sebanyak 50 kampung ini tersebar di 26 distrik dari jumlah keseluruhan distrik sebanyak 40, dan sebagai tindak lanjut agar seluruh warga menikmati listrik, pada tahun 2017 pemerintah bekerjasama dengan PLN dan memasang listik di 18 rumah warga di Kampung Kosimiage, Distrik Hubikosi. (*)

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024