Timika (Antaranews Papua) - Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih mengimbau Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata/KKSB di wilayah Tembagapura agar segera turun gunung dan menyerahkan senjata mereka kepada aparat keamanan untuk mengakhiri konflik yang terjadi selama ini.

"Saudara-saudara yang berbeda pandangan, haluan dan pola pikir itu bukan musuh negara, bukan juga musuh TNI dan Polri. Kita semua bersaudara hanya berbeda pola pikir. Kami mengajak mereka dengan kesadaran sendiri untuk turun gunung, bawa senjata dan menyerahkan kepada aparat. Mari kita bangun bangsa, negara dan masyarakat untuk masa depan yang lebih baik," kata Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih Kolonel Inf Muhammad Aidi di Timika.

Dari beberapa pengalaman di daerah lain di Papua, katanya, KKSB sudah banyak yang turun gunung dan menyerahkan senjata api berbagai jenis bersama amunisinya kepada aparat TNI dan Polri.

Pada Agustus 2017, sebanyak 337 pengikut KKSB yang menamakan diri mereka Tentara Pembebasan Nasional-Organisasi Papua Merdeka (TPN-OPM) menyerahkan diri secara sukarela dan kembali ke pangkuan NKRI di wilayah Kepulauan Yapen dan Mulia, Puncak Jaya.

Kolonel Aidi mengatakan negara tidak akan memproses hukum KKSB yang dengan kesadaran sendiri ingin kembali bergabung dengan NKRI.

"Kami jamin keamanannya dan bebas dari segala macam proses hukum apabila mereka dengan kesadaran sendiri ingin kembali," ujarnya.

Ia menegaskan permusuhan yang dibangun oleh KKSB dengan aparat TNI-Polri (negara) hanya akan memicu konflik berkepanjangan dan sangat merugikan masyarakat Papua karena merasa tidak aman dan secara otomatis pembangunan tidak bisa berjalan di wilayah-wilayah tersebut.

"Pikirkan generasi masa depan kita bagaimana dengan pendidikannya," ajak Kolonel Aidi.

Namun jika imbauan tersebut tidak digubris dan pihak KKSB tetap mengangkat senjata untuk melawan negara, maka TNI dan Polri tetap akan melakukan upaya penegakkan hukum yang tegas dan terukur.

"Kalau ketemu senjata dengan senjata maka risiko ditanggung masing-masing. Kemarin satu prajurit kami menjadi korban. Sudah pasti di pihak seberang juga jatuh korban. Bahkan bisa saja masyarakat menjadi korban. Untuk mencegah jatuh korban yang lebih banyak lagi, maka mari hentikan konflik ini," kata Kolonel Aidi.

Pihak TNI memperkirakan jumlah pengikut KKSB wilayah Tembagapura pimpinan Sabinus Waker mencapai 200-300 orang dengan kepemilikan senjata api standar militer (dari berbagai jenis) sekitar 40-50 pucuk. Itu belum termasuk senjata rakitan dan senjata tradisional seperti busur panah, parang, golok, tombak dan lainnya.

Anggota KKSB kini diperkirakan menyeberang ke wilayah lembah Aroanop setelah dipukul mundur oleh pasukan TNI dari enam kampung di sekitar Tembagapura yaitu Utikini, Kimbeli, Longsoran, Banti 1, Banti 2 dan Opitawak dalam sepekan terakhir.

Olah TKP
Sementara itu Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Polri Wilayah Timur yang berkedudukan di Makasar telah melakukan olah Tempat Kejadian Perkara/TKP pembakaran gedung Rumah Sakit Waa-Banti, gedung SD-SMP Negeri Banti dan rumah-rumah masyarakat Banti pada Rabu (4/4) lalu.

Olah TKP tersebut dipimpin AKBP Kartono didampingi Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Papua AKBP Sances Napitupulu dengan melibatkan enam personel yaitu Kompol Widji, AKP Hari, Bripka Wisnu Wijaya, Bripka Ramli serta Bripda Gayus.

Selama lebih dari dua jam, Tim Forensik mencari dan mengumpulkan barang bukti guna mengetahui penyebab terjadinya kebakaran sejumlah fasilitas umum yang dibakar KKSB pada Sabtu (24/3) itu. (*)

Pewarta : Evarianus Supar
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024