Jayapura (Antaranews Papua) - Polres Mimika dan Polsek Tembagapura, kini melaksanakan program "polisi pi ajar" untuk mengajar warga Banti, Distrik Tembagapura, Kabupaten Mimika, guna membantu mengatasi trauma pasca berakhirnya aksi teror kelompok kriminal bersenjata (KKB).

Sebanyak 10 polisi selain memberikan pelajaran kepada anak-anak Banti dan sekitarnya juga mengajak mereka bermain dengan melibatkan badut-badut melalui program "polisi pi ajar".

AKP Sudirman yang memimpin program "polisi pi ajar" kepada wartawan dari Jayapura, Kamis mengatakan program "polisi pi ajar" bertujuan memberikan pengetahuan dan hiburan khususnya bagi anak anak disekitar kampung Banti sehingga trauma akibat insiden yang dialami termasuk tidak bisa lagi bersekolah tidak terulang.

Program "polisi pi ajar" diharapkan dapat membantu warga khususnya anak-anak mengatasi trauma yang dihadapi, kata mantan Kapolsek Tembagapura seraya menambahkan, akibat gangguan keamanan dikawasan pemukimannya maka kegiatan belajar mengajar tidak dapat dilakukan.

Selama kegiatan tersebut, anak-anak selain diberi berbagai pelajaran juga diajak bermain serta diberi makanan tambahan, serta akan mendampingi mereka secara bergantian hingga kegiatan sekolah kembali aktif dilaksanakan, kata AKP Sudirman.

Kepala Distrik Tembagapura Martinus Nuboba secara terpisah menyampaikan pujiannya atas program yang dilakukan anggota Polri di Banti.

"Kami berharap Pemda Mimika bersama PT.Freeport segera membangun kembali sekolah, sehingga anak anak bisa kembali bersekolah," harap Kadistrik Nuboba.

Sekitar 100 anak ikut dalam program "polisi pi ajar "yang tidak saja berasal dari Banti tetapi juga perkampungan disekitarnya seperi longsoran, Kimbeli dan Opitawak.

Bangunan SD di Banti ludes dibakar KKB tanggal 27 Maret lalu, termasuK rumah sakit. (*)

Pewarta : Evarukdijati
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024