Wamena (Antaranews Papua) - Dinas Pendidikan dan Pengajaran Provinsi Papua mengirim pemantau Ujian Nasional (UN) SMP ke kabupaten/kota, termasuk Kabupaten Jayawijaya, untuk mengawasi kemungkinan praktik kecurangan ataupun kesalahan dalam pelaksanaan ujian.

Martinus Hutahaean selaku pemantau UN tingkat SMP di Kabupaten Jayawijaya, saat ditemui di Wamena, ibu kota Kabupaten Jayawijaya, Senin, mengaku tim pemantau yang diturunkan ke Kabupaten Jayawijaya sebanyak tiga orang.

Pemantauan langsung itu perlu dilakukan meskipun masing-masing sekolah juga menyampaikan laporan pelaksanaan UN ke Dinas Pendidikan kabupaten ke provinsi, karena pernah terjadi pengalaman buruk sehingga Dinas Pendidikan Provinsi Papua memandang perlu menurunkan pengawas.

"Contoh kasus, dalam laporan di provinsi, ada 26 siswa peserta UN, tetapi faktanya ada 30 siswa, yang empatnya tidak masuk dalam data. Jadi kita mau melihat apakah benar jumlah siswa yang mengikuti ujian, supaya kita tahu," katanya.

Martinus mengatakan jumlah pemantau/pengawas yang disebar ke kabupaten-kota tidak merata, dan para pengawas itu didampingi oleh perwakilan LPMP atau Kementerian Agama.

"Yang kita pantau di Jayawijaya bukan saja SMP pelaksana UNBK, sebab sekolah pelaksana UNKP juga dipantau," katanya.

Dari pantauan awal di SMP YPPK ST Thomas Wamena, ditemukan adanya kendala yang sempat menghambat UN misalnya jaringan internet.

"Tetapi sudah kembali normal, kami lihat sudah berjalan normal kembali," katanya.

Sebelumnya, Ketua Panitia Ujian Nasional Kabupaten Jayawijaya Hasuka Hisage mengatakan pada tahun ini sebanyak 7.792 peserta yang tersebar di 112 SD, 32 SMP serta sejumlah SMA dan SMK dan peserta ujian kesetaraan telah siap mengikuti UN.

Jumlah peserta UN tingkat SMP yang terdaftar di Kabupaten Jayawijaya sebanyak 2.151 orang. (*)

Pewarta : Marius Frisson Yewun
Editor : Anwar Maga
Copyright © ANTARA 2024